Tawa di Balik Bencana: Pria Ini Terpaksa Pakai Baju Wanita, Ungkap Kekurangan Bantuan Pakaian

Tangkapan layar seorang pengungsi bencana di Sumatera yang terpaksa mengenakan pakaian wanita. (X/CakD3pp)
YUDHABJNUGROHO – Bencana alam sering kali menghadirkan kisah yang menyedihkan, namun kadang terdapat senyuman halus yang menyelubungi ironi dan kesedihan yang mendalam.
Di tengah usaha pemulihan setelah bencana di Sumatera, isu tentang kekurangan logistik, terutama dalam hal pakaian yang layak, mulai terungkap dari para penyintas.
Salah satu momen yang menyentuh meskipun disampaikan dengan nada bercanda terekam dalam sebuah postingan di media sosial.
Seorang pria korban terpaksa mengenakan pakaian wanita, bukan untuk bercanda, tetapi karena kekurangan yang sangat besar.
Kisah ini dibagikan oleh akun X @CakD3pp dalam sebuah unggahan pada hari Selasa, 9 Desember 2025. Akun ini menggambarkan kondisi di lapangan, di mana kebutuhan dasar penyintas tidak selalu sejalan dengan bantuan yang mereka terima.
"Sebagian sudah bisa tersenyum, tapi bajunya banyak untuk perempuan katanya mas ini," tulis @CakD3pp menyertai unggahannya.
Dalam video itu, terlihat jelas bagaimana para penyintas berupaya untuk menutupi tubuh mereka dengan bantuan yang ada meskipun tidak sesuai. Kesulitan ini terasa lebih berat bagi pria.
"Hari ini, sebagian besar bantuan yang kami terima adalah pakaian wanita, padahal yang benar-benar kami butuhkan di lapangan adalah pakaian pria," lanjut akun tersebut menerangkan kondisi di lokasi.
Seorang pria yang terekam dalam video berusaha menyampaikan keluhan mereka dengan nada santai, tetapi senyumnya tidak bisa menyembunyikan kebutuhan mendesak yang mereka hadapi.
Ia mengucapkan terima kasih atas bantuan yang sudah datang, tetapi secara jujur mengungkapkan adanya ketidaksesuaian dalam logistik.
"Bang, untuk bajunya kami ucapkan terima kasih," ujar korban yang kini terpaksa mengenakan pakaian yang tidak sesuai.
Ia kemudian melanjutkan, menyampaikan permintaan tulus yang disampaikannya dengan tawa yang samar, menunjukkan rasa sedih.
"Tapi yang kami butuhkan bang sebenarnya adalah baju laki-laki," tambahnya.
Keterbatasan ini memang nyata. Ternyata bantuan pakaian yang sampai lebih banyak didominasi oleh pakaian wanita, padahal banyak pria yang juga kehilangan barang-barang mereka.
"Enggak ada baju laki-laki, semua ini baju perempuan bang," kata pria itu sambil menunjukkan pakaian yang dikenakannya.
Meskipun demikian, ia tetap menyampaikan apresiasi atas bantuan yang telah datang.
"Untuk bajunya terima kasih bang, ya," tuturnya sambil tetap mempertahankan senyumnya.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.