Soal Kinerja Tim Pendeteksi Mayat Korban Banjir Aceh dari China, Puing Kayu Disebut Jadi Kendala di Lapangan

Gubernur Mualem ungkap tim yang didatangkan dari China belum bekerja maksimal. (Instagram/muzakirmanaf1964)
YUDHABJNUGROHO – Sudah dua minggu berlalu sejak banjir besar dan longsor melanda Aceh, dan masih ada beberapa orang yang dilaporkan hilang.
Berbagai upaya pencarian terus dilanjutkan oleh berbagai pihak, termasuk tim dari China yang diutus oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem.
Tim asal China ini dikhususkan untuk membantu mencari jenazah para korban banjir yang mungkin tertutup oleh tanah dan lumpur.
Namun, Mualem menginformasikan bahwa kerja relawan dari China tersebut belum mencapai hasil yang diharapkan karena tantangan di lapangan.
Deteksi Jenazah Terganggu Material Pasca Banjir
Mualem menjelaskan bahwa saat tim China menjalankan tugas mereka, salah satu masalah yang dihadapi adalah tumpukan kayu sisa banjir.
Ia menyatakan hal ini menghambat proses pendeteksian jenazah menjadi kurang efektif.
“Hasil kerja mereka belum optimal, area tersebut masih dipenuhi kayu-kayu,” katanya kepada wartawan pada hari Kamis, 11 Desember 2025.
“Itu yang membuat mereka kesulitan dalam mendapatkan mayat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mualem menyampaikan bahwa tim yang terdiri dari lima orang itu akan berpindah tugas ke Aceh Tamiang setelah sebelumnya berada di Aceh Utara.
Motivasi Datangkan Tim dari China
Inisiatif Mualem untuk membawa tim dari China menjadi menarik perhatian di tengah klaim pemerintah yang bertekad menangani bencana di Sumatera secara mandiri.
Keputusan untuk mendatangkan tim yang dikenal sebagai Blue Sky Rescue (BSR) bertujuan untuk menemukan mayat yang sudah berhari-hari tertimbun longsoran.
Mualem menjelaskan bahwa mereka ditugaskan ke area yang sangat terdampak oleh banjir dan longsor tersebut.
“Itu adalah keahlian mereka, itu adalah misi mereka yang datang ke sini,” ungkap Mualem kepada jurnalis setelah pertemuannya dengan Presiden Prabowo pada 7 Desember 2025.
Korban Banjir dan Longsor di Aceh
Sementara itu, menurut laporan terbaru dari Pos Komando Tanggap Darurat Hidrometeorologi Pemprov Aceh hingga sore hari Kamis, 11 Desember 2025, tercatat 407 orang telah meninggal dunia dan 36 orang lainnya masih hilang.
Jumlah warga yang terdampak bencana banjir ini lebih dari 1,9 juta jiwa, dan 786. 732 jiwa harus mengungsi di 2. 181 tempat pengungsian yang tersebar di berbagai daerah.
Menyangkut kerugian materi, laporan tersebut juga mencatat lebih dari 157 ribu unit rumah terdampak serta sekitar lebih dari 89 ribu hektare sawah mengalami kerusakan.y©

No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.