Operasi Tanggap Darurat Banjir Aceh: Akses Jalan, Logistik, dan Armada Udara Dimaksimalkan Pemerintah - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Operasi Tanggap Darurat Banjir Aceh: Akses Jalan, Logistik, dan Armada Udara Dimaksimalkan Pemerintah

    Bantuan dari pemerintah untuk korban banjir Sumatera. (BNPB)

    YUDHABJNUGROHO
     – Pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah terus memperkuat upaya tanggap darurat terhadap banjir yang melanda berbagai daerah di Aceh. 

     

    Wakil Kepala BNPB, Jarwansah, menegaskan penanganan saat ini berada dalam pengendalian, tetapi masih memerlukan percepatan, khususnya dalam pemulihan akses jalan, pengiriman logistik, penyediaan BBM, dan layanan kesehatan bagi lebih dari 800 ribu pengungsi di seluruh Aceh. 

     

    Akses Jalan dan Jembatan Kritis di Aceh Masih Terputus

     

    Beberapa ruas jalan penting di Aceh masih mengalami kerusakan parah akibat banjir dan tanah longsor yang mengganggu konektivitas antardaerah. 

     

    Rute KKA–Bener Meriah, Aceh Timur–Pining–Blangkejeren, serta Peureulak–Lokop–batas Gayo Lues masih terputus dan membutuhkan penanganan segera. 

     

    Beberapa titik lain seperti Meureudu–batas Pidie Jaya/Bireuen dan Bireuen–batas Aceh Utara dikabarkan akan berfungsi kembali pada 12–14 Desember 2025. 

     

    Sedangkan jalur Geumpang–Pameu–Genting Gerbang–Simpang Uning hingga batas Gayo Lues–Aceh Tenggara direncanakan akan selesai perbaikan jembatan dan jalan aksesnya pada akhir Desember agar distribusi logistik dan evakuasi dapat kembali normal. 

     

    Data Korban dan Pengungsi Banjir Aceh per 9 Desember 2025

     

    BNPB menemukan ada 391 jiwa yang meninggal dan 31 orang yang hilang akibat banjir besar yang melanda setidaknya 18 kabupaten/kota di Aceh. 

     

    Jumlah total pengungsi mencapai 215. 141 kepala keluarga atau 831. 124 jiwa dengan konsentrasi tertinggi berada di Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang. 

     

    Kabupaten seperti Bener Meriah, Bireuen, Aceh Tengah, Gayo Lues, Nagan Raya, dan Subulussalam juga melaporkan ribuan orang yang mengungsi. 

     

    Sementara itu, daerah pesisir barat seperti Aceh Barat, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil relatif sedikit laporan mengenai pengungsi. 

     

    Armada Udara, Laut, dan Darat Dikerahkan Besar-Besaran

     

    Guna mempercepat penanganan darurat, pemerintah mengerahkan 17 helikopter, 7 pesawat, 3 kapal, dan puluhan truk TNI/BNPB. 

     

    Armada udara dari jenis Caracal, Mi-17, Sikorsky, Bell, Twin Otter, hingga CN AL dikerahkan untuk menjangkau desa-desa yang terisolasi di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan daerah lainnya. 

     

    Di jalur laut, kapal cepat serta kapal SAR memperkuat distribusi, sementara jalur darat didukung oleh puluhan kendaraan logistik. Pemerintah juga melakukan Operasi 

    Modifikasi Cuaca (OMC) menggunakan pesawat Caravan PK-SNP untuk menabur NaCl dan CaO demi mengurangi curah hujan. 

     

    Distribusi Logistik Masif dari Lanud SIM dan Halim Perdanakusuma

     

    Posko logistik BNPB di Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM) dan Baseops Lanud Halim Perdanakusuma berfungsi sebagai pusat distribusi bantuan nasional. 

     

    Jumlah bantuan yang masuk ke LANUD SIM mencapai 395,4 ton, dengan 302,6 ton telah disalurkan, dan stok cadangan sebanyak 92,8 ton. 

     

    Pada 9 Desember 2025, telah tercatat 22 penerbangan udara yang mengangkut lebih dari 22 ton logistik yang terdiri dari makanan, air mineral, obat-obatan, perlengkapan bayi, pakaian, hingga perangkat Starlink. 

     

    Distribusi melalui truk dari Lanud SIM juga telah mengirimkan lebih dari 21 ton bantuan ke Gayo Lues, Pidie Jaya, Pidie, dan wilayah Pameu di Aceh Tengah. 

     

    Stok logistik yang masih ada meliputi ribuan kotak makanan, ratusan kasur, genset, lampu, tenda keluarga, paket medis, serta bahan pangan termasuk telur untuk kebutuhan mendesak. 

     

    Meski distribusi logistik terus berlangsung, beberapa kebutuhan mendesak tetap menjadi prioritas utama, yaitu air bersih, bahan pangan pokok, BBM (sangat penting), genset dan alat masak umum, tenaga medis dan obat-obatan, tenda serta tempat tinggal sementara, dan sistem komunikasi darurat (Starlink, HT, repeater, telepon satelit). 

     

    BNPB mempercepat proses perbaikan jembatan dengan menggunakan sistem Bailey serta memperbaiki jalan dan akses yang terputus, pengiriman vaksin ATS untuk Aceh Timur, penyediaan tempat tinggal sementara dan permanen, serta memberikan dukungan logistik tambahan untuk daerah yang masih terisolasi.y©

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad