Hujan Masih Terus Turun, Akademisi Khawatir Pemulihan Pascabencana Sumatera Butuh Waktu Lama

Akademisi Sulfikar Amir khawatir penanganan pascabencana banjir di Sumatera lama. (Instagram/sumutnusantara)
YUDHABJNUGROHO – Langkah-langkah untuk mengatasi banjir yang melanda tiga provinsi di Sumatera terus dilakukan oleh pemerintah.
Sejak terjadinya banjir dan tanah longsor di akhir bulan November yang lalu, pemerintah serta relawan dari banyak pihak telah berupaya menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Tindakan untuk mengatasi akibat banjir juga mulai dilaksanakan, misalnya dengan mengangkat lumpur yang mengendap atau memotong pohon-pohon yang terbawa arus.
Penanganan Pascabencana dan Waktu Pemulihan
Mengenai penanganan setelah bencana, akademisi Sulfikar Amir menyatakan bahwa pemulihan mungkin akan memakan waktu yang cukup panjang bagi pemerintah untuk mengembalikan segala sesuatunya ke kondisi semula.
Menurut Sulfikar, waktu pascabencana merupakan fase ketiga dalam penanganan bencana, setelah periode pra-bencana dan dampak yang dihadapi masyarakat saat bencana berlangsung.
“Tahap pascabencana berfokus pada pengaruh yang ditimbulkan serta cara merespons saat bencana tersebut berlangsung,” kata Sulfikar dalam wawancara di podcast yang diunggah di YouTube Forum Keadilan TV pada hari Senin, 15 Desember 2025.
“Adanya bencana bisa memiliki fase pascanya yang sangat panjang, bergantung pada jenis bencana itu sendiri. Misalnya, hujan akan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kebakaran,” tambahnya.
Tantangan Pasca Banjir di Sumatera
Lebih lanjut, terkait bencana banjir di Sumatera, Sulfikar menjelaskan bahwa kemungkinan masa pascabencana akan berlangsung lama.
“Melihat kondisi di Sumatera, saya memiliki kekhawatiran bahwa masa pascanya akan sangat panjang. Terlebih lagi, hujan masih terus turun,” ujarnya.
Kondisi cuaca yang masih sering hujan, menurut Sulfikar, mengindikasikan bahwa penanganan bencana di Sumatera belum memasuki fase pascabencana.
"Kita belum mencapai tahap pasca. Situasinya masih berlanjut, dan masyarakat di sana masih mengalami dampak dari banjir hebat serta tanah longsor," paparnya.
"Saat ini, yang sedang kita lakukan adalah memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak, serta berupaya meredakan efek mereka, dan kami belum memasuki fase pasca," jelasnya.
Menurut Sulfikar, fase pascabencana baru dimulai ketika hujan dan banjir telah berhenti di lokasi yang terkena bencana sebelumnya.
Kebutuhan Sumber Daya di Masa Pascabencana
Akademisi asal Indonesia yang kini mengajar di NTU Singapura tersebut menambahkan bahwa setelah bencana, pemerintah memerlukan banyak sumber daya untuk proses pemulihan.
“Masa pascabencana memerlukan lebih banyak sumber daya. Kita perlu membangun rumah, fasilitas infrastruktur, penyediaan listrik, dan jembatan, yang semuanya memerlukan waktu yang tidak singkat,” katanya.
“Dampak yang ditimbulkan juga sangat besar karena pascabencana seperti banjir bisa memunculkan berbagai penyakit,” ujarnya. Penyakit pascabencana menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat yang terkena dampak.
Di sisi kehidupan sosial, berbagai masalah juga muncul, seperti meningkatnya angka kemiskinan setelah kehilangan harta benda dan kenaikan tingkat kejahatan.
“Setelah bencana, banyak orang yang jatuh miskin, kehilangan harapan, dan tingkat kriminalitas pun meningkat. Banyak hal yang harus dipersiapkan, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga saat menghadapi masa pascabencana,” tegasnya.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.