Kebijakan Penghematan Mencapai Rp306 Triliun, Presiden Prabowo Ingin Renovasi Sekolah Hingga Sentil Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri
![]() |
Presiden Prabowo ungkap alasan penghematan anggaran dan sentil perjalan dinas ke luar negeri. (tangkapan layar YouTube Sekretariat Negara) |
YUDHABJNUGROHO – Dari seratus hari kepemimpinan Kabinet Merah Putih yang baru, Presiden Prabowo mengambil langkah yang berani dalam hal pengelolaan anggaran negara.
Dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai Efisiensi Pengeluaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk Tahun Anggaran 2025, Presiden berhasil menghemat total sebesar Rp306,69 Triliun.
Penghematan ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung program baru yang ia luncurkan dan saat ini sedang berjalan, yaitu Makan Bergizi Gratis atau MBG.
Informasi tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I 2025 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, pada Jumat, 24 Januari 2025.
“Presiden menekankan dalam instruksinya agar penganggaran dipusatkan pada efisiensi dan penggunaan anggaran diarahkan untuk langkah-langkah yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, seperti Makan Bergizi Gratis,” jelasnya saat itu.
Kemudian, saat hadir dalam Pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya pada Senin, 10 Februari 2025, Presiden Prabowo juga membahas penghematan yang telah dilakukannya.
Dalam pidatonya, Presiden menyatakan bahwa tindakan tersebut ditujukan untuk kepentingan rakyat Indonesia.
Pengeluaran yang tidak esensial harus dihentikan dan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Presiden Prabowo secara tegas menyatakan bahwa pemotongan pengeluaran untuk kegiatan yang tidak penting harus segera dilaksanakan.
“Saya ingin pengeluaran yang tidak penting, pengeluaran boros, mahal karena alasan yang tidak benar, saya ingin dihentikan dan dibersihkan," ucap Presiden.
Presiden menegaskan bahwa dana yang dihemat digunakan untuk masyarakat.
“Untuk memberikan makan bagi anak-anak rakyat,” tambahnya.
Anggaran untuk renovasi sekolah
Presiden juga menyoroti perlunya perbaikan fasilitas pendidikan guna mendukung anak-anak Indonesia.
“Saya ingin memperbaiki semua sekolah di Indonesia, kita memiliki 330 ribu sekolah, namun anggaran untuk perbaikan hanya cukup untuk 20 ribu sekolah, berapa lama kita bisa menyelesaikan perbaikan untuk 330 ribu sekolah?” tegas Presiden.
Soroti isu perjalanan dinas
Selanjutnya, Presiden Prabowo menyentuh isu perjalanan dinas yang dilakukan oleh para pejabat negara.
Menurut Presiden, perjalanan dinas ke luar negeri sebaiknya diminimalkan, kecuali ada tugas tertentu yang berhubungan dengan kepentingan negara.
“Yang perlu pergi ke luar negeri adalah untuk tugas, untuk belajar boleh, untuk bertugas atas nama negara juga boleh, jangan sampai kebutuhan dicari-cari sebagai alasan untuk berlibur,” ungkap Presiden.
"Jika ingin berlibur, gunakan uang sendiri," dia menegaskan.
Presiden juga menyatakan bahwa ketika ia bepergian ke luar negeri, sebagai pemimpin negara, ia mewakili Indonesia dalam acara-acara internasional yang penting.
"Sudah cukup dengan seminar, sudah cukup dengan kajian, apa itu diskusi kelompok, mau diskusi tentang apa lagi, ini semua untuk mengurangi kemiskinan sejati, membantu masyarakat yang kelaparan mendapatkan makanan, memperbaiki sekolah yang rusak, dan perbaikan jalan yang buruk," katanya.
Presiden menyebutkan beberapa agenda, seperti kunjungan studi untuk mempelajari pengentasan kemiskinan di Australia, karena menurutnya, Australia termasuk negara yang kaya di dunia.
"Untuk belajar tentang pengentasan kemiskinan, studi bandingnya ke Australia, negara itu salah satu dari sepuluh yang terkaya di dunia, tapi mau belajar tentang Pramuka, apa urgensinya?" tambahnya.
Presiden juga menunjukkan bahwa keputusan penghematan anggaran ini menghadapi resistensi dari beberapa pihak.
Namun ia sekali lagi menekankan bahwa langkah ini diambil demi kepentingan masyarakat.
"Ada yang menentang saya, memang ada. Dalam birokrasi merasa tidak terjamah hukum, merasa seperti penguasa kecil, memang ada," ujarnya.
"Saya ingin menghemat dana itu untuk masyarakat," kata Presiden.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.