Menunggu Vaksin Corona, Begini 6 Tahap Bikin Vaksin pada Umumnya
TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus positif
infeksi virus corona Covid-19 di dunia terus mendaki dan per artikel ini
dibuat, Selasa 16 Juni 2020, telah mencapai delapan juta orang. Dari angka itu,
lebih dari 437 ribu meninggal. Harapan kepada ketersediaan vaksin corona pun membubung tinggi.
Ilustrasi. Sumber : https://statik.tempo.co/data/2020/04/14/id_930541/930541_720.jpg |
Menurut WHO, saat ini ada lebih dari 100 potensi vaksin Covid-19 yang
sedang dalam tahap pengembangan. Riset dan pengujian dikebut hingga sebagian
kini sudah memasuki uji klinis atau dicoba pada manusia. Tapi, tetap, vaksin
diperkirakan belum akan tersedia dalam waktu dekat.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Sebabnya, bagaimanapun prosesnya dipacu, beberapa hal dalam pembuatan
vaksin tidak bisa dipaksa dipercepat. Misalnya, menunggu berapa lama waktu yang
dibutuhkan sistem imun tubuh merespons sebuah kandidat vaksin, atau berapa masa
penantian untuk memastikan ada atau tidak ada efek samping.
Baca Juga : Bisnis Vaksin dan Teori Tebar Paku
Baca Juga : Bisnis Vaksin dan Teori Tebar Paku
Bahkan ketika satu tim peneliti telah menemukan sebuah vaksin yang teruji
efektif melawan virus corona baru itu, mereka mungkin masih butuh 12 sampai 18
bulan lagi--paling cepat--sebelum bisa memasarkannya.
Namun, betapapun dirasa lamanya waktu menunggu kesediaan vaksin Covid-19 saat ini tak sebanding dengan waktu yang
dibutuhkan untuk produksi vaksin normal yang bisa sampai belasan tahun. Ini
karena kandidat vaksin Covid-19 'dibiarkan' langsung diuji kepada banyak pasien
penyakit virus corona di sejumlah rumah sakit sebagai bagian dari uji
klinis.
Berikut ini enam tahap pengembangan dan pengujian sebuah vaksin
normalnya sebelum bisa digunakan luas. Tak sedikit yang gagal melaluinya.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
1. Eksplorasi.
Ini adalah tahapan awal penelitian di laboratorium untuk bisa menemukan sesuatu
yang bisa digunakan untuk mengobati atau mencegah sebuah penyakit. Periode ini
sering kali 2-4 tahun.
2. Pra Klinis.
Peneliti menggunakan pengujian di laboratorium dan mengujinya pada hewan
seperti tikus atau monyet untuk mempelajari apakah vaksin benar efektif.
Periode ini biasanya makan waktu 1-2 tahun. Cukup banyak potensi vaksin yang
sudah gagal di tahap ini. Tapi, jika berhasil dan otoritas pengawas setuju,
tahap berlanjut ke uji klinis.
3. Uji Klinis. Tahap ini terdri dari
tiga fase pengujian pada manusia. Fase I biasanya berlangsung 1-2 tahun dan
melibatkan kelompok kecil sukarelawan, kurang dari 100 orang. Fase II butuh
sedikitnya dua tahun dan melibatkan beberapa ratus sukarelawan. Fase III selama
3-4 tahun terhadap ribuan orang. Secara keseluruhan, uji klinis bisa terentang
sampai 15 tahun atau bahkan lebih. Dan, selama ini hanya sepertiga dari
kandidat vaksin yang sampai ke tahap ini berhasil menyelesaikan seluruh fase
pengujian kepada manusia hingga mendapat izin final untuk digunakan sebagai
vaksin.
4. Perizinan dan Regulasi. Ilmuwan di otoritas
pengawas obat dan makanan, juga pencegahan dan pengendalian penyakit, akan
mengkaji data-data dari uji klinis yang sudah dilalui dan membubuhkan
perizinannya.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
5. Produksi.
Pabrik farmasi bekerja memproduksi vaksin itu. Otoritas akan menginspeksi
pabrik dan label yang digunakan.
6. Kontrol Kualitas.
Peneliti dan lembaga pemerintah memantau produksi dan mereka yang telah menerima vaksin. Harus dipastikan semua tetap aman.
Reporter: Terjemahan
Editor: Zacharias Wuragil
------------------
Schrijver.
Copyright.
©. 2020. Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.
Subscribe.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.