SBY Ke Pemerintah : Jangan Membuka Front Terlalu Banyak
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menulis artikel
berjudul "Indonesia Harus Bersatu dan Fokus pada Penghentian Penyebaran
Virus Korona" di akun Facebook resmi @SBYudhoyono. Artikel tersebut
diawali dengan ucapan belasungkawa SBY kepada Perdana Menteri Inggris Boris
Johnson yang harus dirawat karena positif corona. Dia juga mengingatkan
pemerintah untuk lebih mengutamakan menyelamatkan rakyat Indonesia dalam
melawan pandemi corona.
Pendiri Partai Demokrat tersebut juga menyambut baik semua kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk meningkatkan penanggulangan Covid-19, termasuk penyediaan anggaran yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa saat yang lalu yang dianggapnya cukup memadai. Meski begitu, ia juga memiliki saran bagi pemerintah dalam menangani pandemi corona. "Sekarang, ijinkan saya menyampaikan pandangan dan saran kepada pemerintah," ucap SBY dikutip Kamis (9/4).
Gambar 1 : Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (Sumber : https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/presiden-ke-6-ri-susilo-bambang-yudhoyono_200409103441-885.jpg) |
Pendiri Partai Demokrat tersebut juga menyambut baik semua kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk meningkatkan penanggulangan Covid-19, termasuk penyediaan anggaran yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa saat yang lalu yang dianggapnya cukup memadai. Meski begitu, ia juga memiliki saran bagi pemerintah dalam menangani pandemi corona. "Sekarang, ijinkan saya menyampaikan pandangan dan saran kepada pemerintah," ucap SBY dikutip Kamis (9/4).
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
"Misalnya, di media sosial, ada kata-kata yang melampaui batas. Menghadapi masalah ini, alangkah baiknya kalau yang diutamakan adalah tindakan yang persuasif terlebih dahulu. Tindakan pencegahan terlebih dahulu. Pendekatan dan penyelesaian yang nonyudisial dulu. Kalau sudah tidak mempan, memang benar-benar keterlaluan dan tidak ada cara lain, barulah pendekatan hukum yang dilakukan," ujar SBY.
Dia pun tidak ingin negara dan pemerintah menghadapi banyak front permusuhan. Sebagai seorang prajurit TNI AD yang hampir 30 tahun mengabdi di bidang pertahanan dan keamanan negara, SBY mengaku diajarkan bahwa janganlah membuka medan permusuhan yang terlalu banyak.
"Padahal, sebagaimana pandangan saya
sebelumnya, justru saat ini kita harus kompak dan fokus pada upaya besar
menghentikan virus korona di Tanah Air kita," ucap mantan
kasospol ABRI tersebut.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
SBY
juga memohon, janganlah pejabat pemerintah mengeluarkan pernyataan yang
menimbulkan antipati baru, bahkan perlawanan dari rakyatnya. Jangan pula, dia
menambahkan, pernyataan itu melukai mereka yang justru ingin membantu
pemerintah. Misalnya, dengan mudahnya mengatakan yang bersuara kritis itu
pastilah mereka yang berasal dari pemerintahan yang lalu.
"Berarti pemerintahan yang saya pimpin dulu.
Atau berasal dari kalangan yang tidak ada di kabinet sekarang ini. Tuduhan
gegabah seperti ini hanya akan
membuka front baru. Front yang sangat tidak diperlukan
ketika kita harus bersatu menghadapi virus corona dan tekanan ekonomi yang
berat saat ini," kata SBY.
SBY menambahkan, ia memohon agar pemerintah tidak alergi terhadap pandangan dan saran dari pihak di luar pemerintahan. Banyak kalangan yang menyampaikan pikirannya, menurut SBY, mungkin sedikit kritis. Namun, menurut dia, mereka itu sangat pro pemerintah dan juga sangat mendukung Presiden Jokowi.
SBY menambahkan, ia memohon agar pemerintah tidak alergi terhadap pandangan dan saran dari pihak di luar pemerintahan. Banyak kalangan yang menyampaikan pikirannya, menurut SBY, mungkin sedikit kritis. Namun, menurut dia, mereka itu sangat pro pemerintah dan juga sangat mendukung Presiden Jokowi.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dia
menyebut, amat berbahaya jika ada pihak yang menyampaikan pandangan kritisnya,
yang kebetulan pernah bertugas pada pemerintahan SBY atau sekarang tidak berada
dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi, lantas dianggap sebagai musuh
pemerintah. "Sebagai musuh
negara. Menurut saya, pandangan dari pihak di luar pemerintah itu tetap ada
gunanya jika pemerintah sudi untuk mendengarkannya," ucap SBY.
Sumber :
Red: Erik Purnama Putra
--------------------
Schrijver.
2020. ©. Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.