Imbas Corona, Biro Perjalanan Haji dan Umrah Bersiap Gulung Tikar
TEMPO.CO,
Jakarta - Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia alias Sapuhi mencatat
hampir 100 persen biro umrah dan haji anggotanya telah menutup operasi dan
merumahkan pegawainya. Hal itu merupakan imbas dari mewabahnya virus Corona alias
COVID-19.
Apalagi, hingga kini Arab Saudi masih menutup sementara
kunjungan umrah ke negaranya.
Adapun nasib penyelenggaraan ibadah haji tahun ini juga masih penuh tanda
tanya.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
"Saat ini statusnya masih tutup sementara apabila kondisi
seperti ini masih kisaran enam bulan, kalau lebih dari itu bisa bangkrut,"
ujar Ketua Umum Sapuhi Syam Resfiadi kepada Tempo, Senin, 13 April 2020.
Saat ini, Sapuhi beranggotakan 235 perusahaan biro
perjalanan. Syam memperkirakan, dari seluruh biro perjalanan di Tanah Air,
setidaknya ada 10.000 karyawan yang bakal terimbas kalau wabah
corona ini berkepanjangan dan tak kunjung reda.
Kegiatan umrah mulai melandai sejak Arab mengumumkan penutupan
kunjungan ke negaranya pada Februari lalu. Adapun untuk haji belum ada
kepastian apakah akan diselenggarakan atau tidak pada tahun ini. Melihat situasi kekinian, Syam pesimistis
perjalanan haji bisa berlangsung. Sebab, ia melihat persebaran wabah di sana
pun cukup besar angkanya.
"Jika
seluruh negara Islam yang mengirim jamaah belum bersih dari COVID-19, maka
kemungkinan tertular akan terjadi lagi. Atau belum ditemukan obatnya sampai
pertengahan Ramadan ketika waktunya mengurus administrasinya maka enggak akan
ada Haji, itulah logikanya," ujar Syam. "Namun jika Allah SSWT
berkehendak lain enggak ada yang bisa menghalangi kekuasaan Allah SWT sebagai
Penguasa dan Pencipta Alam Semesta ini"
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Sementara nasib perjalanan haji belum jelas, Syam mengatakan para
pelaku biro umrah masih diam dan menunggu. "Kalau sampai pertengahan
Ramadan tidak ada izin haji, ya kami semakin diam," tutur dia. Apabila
perjalanan ini akan tertunda juga, maka selayaknya umrah, jadwal perjalanan
haji bisa ditunda ke periode berikutnya.
Adapun saat ini, ujar Syam, nasib pembayaran gaji karyawan
bergantung kepada kekuatan masing-masing perusahaan. Ia menuturkan tak sedikit
perusahaan yang merumahkan pegawainya tanpa gaji. "Kami juga bersepakat
untuk memperpanjang kehidupan dengan tidak ada tunjangan hari raya,
namun untuk bulanan berikutnya."
Selain merumahkan pegawai, upaya lain yang dilakukan perseroan
untuk tetap bertahan adalah dengan menghemat banyak biaya. Kendati masih
ada hal yang belum bisa dikurangi karena terkendala aturan, misalnya biaya BPJS
dan pajak PPh 25, serta biaya listrik dan internet yang masih diperlukan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Ke depannya, Syam berharap pemerintah memberikan pelbagai
kelonggaran kepada biro umrah dan
haji. Ia antara lain meminta penghapusan atau pembebasan biaya PPh 25,
pemberian pinjaman lunak dari perbankan, penangguhan pembayaran biaya
BPJS,serta bantuan subsidi untuk membayar pegawai yang dirumahkan.
Sumber :
Reporter: Caesar
Akbar
Editor: Rahma Tri
----------------
Schrijver.
2020. ©. Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.