Sinar Merah Bulan Purnama - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Sinar Merah Bulan Purnama


    Oleh : Yudha BJ Nugroho
         Beberapa malam lalu langit terlihat cerah, bulan purnama kala itu keluar dari peraduannya. Sinar cerahnya sesaat menerangi seluruh penjuru permukaan bumi. Ketika itu saya berencana untuk keluar mencari sesuatu di sebuah minimarket dekat rumah.
         Ada sesuatu hal berbeda dari penampilan bulan saat itu. Ketika saya berangkat menuju mini market, sinar kuning cerah yang terlihat, namun sesaat dalam perjalanan pulang, bulan berubah menjadi berwarna merah.
         Awalnya saya mengira malam itu terjadi gerhana bulan. Namun tidak ada pemberitaan sama sekali mengenai kejadian itu. Tidak seperti biasanya jika terjadi fenomena alam, pasti pemberitaan dimana – mana.
    Gambar 1 : Kebakaran Hutan dan Lahan (Sumber : https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/hyqt_MkI5MpiqANazEN6LDE1jI0=/673x379/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2912544/original/042921700_1568623317-riau11.jpg)

         Saya coba menerka apa yang terjadi, ternyata sinar merah bulan purnama malam itu disebabkan kabut asap yang sempat melanda di daerah saya, sehingga sinar kuning bulan berubah memerah.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

         Kabut asap yang booming belakangan ini, memang memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) menghantui setiap orang yang menghirup asap ini. Wilayah Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah adalah daerah dengan dampak terparah dari kejadian ini.
         Lahan gambut menjadi objek yang terbakar dengan intensitas tinggi dibandingkan dengan terbakarnya serasah dan tumbuhan bawah. Tanah gambut yang mengadung bahan organik sangat akan menjadi kering saat musim kemarau tiba. Hal inilah yang membuat begitu mudahnya tanah gambut ini terbakar.
         Bila menanyakan solusi, pemadaman menggunakan cara menyiram air ke tanah gambut belum cukup efektif. Sampai saat ini cara yang paling tepat untuk menanggulangi kebakaran di lahan gambut adalah dengan ‘menggenangi kembali’ dengan air.
         Seorang pejabat negara pernah menyerukan untuk membangun kanal air untuk menanggulangi kebakaran di lahan gambut. Sebenarnya ada benarnya dan ada salahnya juga. Kanal sejatinya jika dibangun malah akan membuat seluruh air di lahan gambut tersebut mengalir terbuang ke kanal, sesuai dengan hukum alam jika air mengalir ke tempat yang lebih rendah.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

         Jika kanal sudah ‘sengaja’ dibangun, maka tugas selanjutnya adalah mengontrol kondisi air melalui kanal tersebut. Menjadikan kanal sebagai control bank water, jika airnya kosong maka wajib untuk mengisinya kembali. Tapi apakah di lapangan seperti itu prakteknya ?.
         Terlepas dari efektif tidaknya pembuatan kanal ini, sejatinya lahan yang selama ini dilaporkan terbakar, mayoritas disebabkan karena kesengajaan dibakar untuk membuka lahan. Karena tidak dapat dipungkiri, membakar adalah cara membuka lahan dengan biaya termurah. Memang bisa saja pemilik lahan jika dituntut akan berdalih
         “lahan ini lahan saya kok, terserah mau saya apakan”
         “Iya, lahan ini memang milikmu, kamu bakar juga silahkan, tapi mohon asapnya juga di bawa pulang kembali yaa, jangan sampai masuk ke rumah kami”
    -   Yudha BJ Nugroho – Ikuti Untuk Postingan Terbaru

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad