Tetap Khidmatnya Beribadah di Katedral Saat Reuni 212
[3 Desember 2018]
Reuni 212 dinilai telah ikut memperkuat rasa aman kaum
minoritas.
REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Mimi
Kartika, Umi Nur Fadhilah
Sejak Ahad (2/12) pagi, kawasan Monumen
Nasional (Monas) dan sekitarnya sudah sesak oleh peserta aksi. Pada pagi hari,
lalu lintas di keempat sisi Jalan Medan Merdeka sudah tersendat dipenuhi
manusia. Sementara pada saat bersamaan, umat Kristiani juga harus melaksanakan
ibadah pekanan mereka di Gereja Katedral Jakarta.
Gambar 1 : Reuni 212 (Sumber : https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/peserta-aksi-reuni-212-memadati-kawasan-monas-dan-jalan-_181202133208-413.jpg) |
Dikelilingi Muslim sedemikian banyak,
nyatanya kesakralan misa di katedral terbesar di Tanah Air tersebut tak
terganggu. Sekretaris Seksi Pengamanan dan Tata Tertib Katedral, Albertus,
mengatakan, ibadah misa berlangsung seperti biasa saat Reuni 212 berlangsung.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
"Ibadah misa berlangsung seperti
biasa, tidak ada hal khusus. Waktunya juga kita lakukan sesuai jadwal, yaitu
pukul 06.00, 07.30, 09.00, 11.00, 17.00, dan 19.00 WIB," kata Albertus saat
ditemui Republika di halaman Gereja Katedral Jakarta, kemarin.
Pantauan Republika,
jemaat terus berdatangan ke gereja yang letaknya berseberangan dengan Masjid
Istiqlal tersebut. Tidak ada pengamanan khusus di sekitar Gereja Katedral
Jakarta, meski sekitaran kawasan gereja juga dipadati massa Reuni 212.
Namun, Albertus mengatakan, jemaat yang
hadir lebih sedikit dibandingkan biasanya. Menurut dia, hal itu lantaran
sejumlah akses jalan menuju gereja tidak bisa dilalui karena digunakan untuk
parkir sejumlah kendaraan. Ia mengatakan, jemaat tidak hanya dari warga
Jakarta, melainkan dari sejumlah daerah di Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi, dan
kota lainnya.
"Mereka hari ini kebanyakan pakai
angkutan umum karena akses jalan ke gereja ditutup dan dialihkan. Kalau Ahad
pukul 09.00 (WIB) sampai luar juga ada (jamaah), tetapi ini berkurang dari
biasanya," kata dia.
Seorang jemaat asal Bogor, Vivin (22),
mengatakan, harus berjalan kaki dari Stasiun Juanda ke Gereja Katedral.
Perjalanan itu biasanya ia tempuh menggunakan ojek daring.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Meski begitu, ia menekankan, ibadah misa
tetap berlangsung secara khidmat. "Ada Reuni 212 tidak masalah, kami masih
bisa ibadah di sini, tadi ibadah juga seperti biasanya saja. Khidmat,
tenang," kata Vivin.
Hal senada diungkapkan James (26),
jemaat asal Tangerang. Ia mengatakan, meski Reuni 212, tapi pelaksanaan ibadah
misa berjalan khidmat. Menurut dia, kegiatan di Masjid Istiqlal dan Gereja
Katedral kerap berbarengan, kendati demikian masing-masing ibadah masih tetap
terlaksana dengan baik.
"Tidak ada masalah sama ibadahnya,
tidak ada gangguan sama sekali kok. Kalau soal macet akses ke sini
harusnya bisa diantisipasi," kata James.
Sebelumnya, pada Sabtu (1/12) malam,
Sejumlah tokoh agama Kristiani sudah mengapresiasi Reuni 212. “Acara nuansa
kebangsaan dan kedamaian memberikan jawaban bahwa kami (non-Muslim) tak perlu
takut,” kata perwakilan Komunitas Kristen Katolik Indonesia, Pendeta Butje
Sewu, di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat.
Dia mengatakan, berdasarkan penjelasan
yang diterima dari panitia, Reuni 212 mengusung tema masalah persaudaraan dan
kebangsaan. Tema tersebut praktis menghilangkan rasa takut dan tak nyaman
menjadi kaum minoritas di Indonesia.
“Seolah acara ini mareda ketakutan untuk
agama Kristen dan yang lain. Karena berkumpul umat yang begitu banyak,” ujar
Pendeta Butje.
Dia menganggap, adanya tempat yang
disediakan untuk non-Muslim dalam acara Reuni 212 menunjukkan masyarakat masih
satu bangsa dan negara yang mencintai Tanah Air. “Kami sangat senang, doa kami
terjawab supaya Indonesia tetap aman dan damai, tak ada anarkisme kekerasan,”
kata dia.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Perwakilan dari Gereja Orahua Niha Keriso Protestan (ONKP) Pendeta Etika Hia
juga mengatakan tema yang diusung Reuni 212 tergolong universal. “Acara ini doa
untuk bangsa, untuk kemanusiaan yang adil dan beradab,” ujar dia.
Menurut
dia, acara Reuni 212 bisa menjadi bukti bahwa Indonesia masih milik bersama dan
terbingkai dalam NKRI. Otomatis, hal itu menghilangkan rasa waswas, takut
sebagai kaum minoritas.
Sementara
di seantero lokasi aksi, suasana tertib memang tampak. Dari pantauan Republika,
tidak tampak banyak aparat berseragam yang melakukan penjagaan ekstra di luar
Monas. Sesekali tampak polisi lalu lintas turut mengarahkan massa untuk mencari
jalan keluar untuk pulang, maupun massa yang baru datang ke lokasi.
Jumlah
polisi berseragam yang tampak signifikan hanya di sekitar panggung utama di
Monumen Nasional. Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis juga
tampak turut memantau di pagi hari dari tenda pengamanan yang ditempatkan di
dekat panggung utama, Monas.
Akhirnya,
pada pukul 10.00 WIB massa mulai membubarkan diri. Bubarnya massa ditandai
dengan berakhirnya orasi dari sejumlah tokoh yang hadir. Massa yang membubarkan
diri pun sempat berpapasan dengan massa yang baru hadir.
Hal
itu terjadi di Tugu Tani dan Jalan Kebon Sirih. Namun, dengan pengaturan
sejumlah koordinator massa melalui pengeras suara dan bantuan sejumlah polisi
lalu lintas, situasi tetap berjalan tertib dengan pembagian jalur bagi yang
baru hadir.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Sementara,
personel TNI yang berada di lokasi pun menyatakan, tidak mendapati gangguan
dalam aksi tersebut. "Kami stand by saja, nanti kalau ada
kebutuhan, kami siap," kata personel TNI yang berjaga di kawasan Balai
Kota, Deni Ahmad.
(arif satrio nugroho/afrizal rosikhul ilmi, ed: fitriyan
zamzami)
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.