Lean Manufacturing Prinsip 5 Gen : Budaya Manufakturing Jepang dalam Hal Melakukan Peningkatan yang Berkesinambungan dan Aktivitas Pemecahan Masalah - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Lean Manufacturing Prinsip 5 Gen : Budaya Manufakturing Jepang dalam Hal Melakukan Peningkatan yang Berkesinambungan dan Aktivitas Pemecahan Masalah

    Lean Manufacturing Prinsip 5 Gen : Budaya Manufakturing Jepang dalam Hal Melakukan Peningkatan yang Berkesinambungan dan Aktivitas Pemecahan Masalah

    Oleh : yudha bj nugroho

           Dalam konsep perbaikan berkelanjutan (Continous Improvement – CI), sebuah perusahaan menjadikan dasar pemikiran yang fundamental untuk bertindak dalam mengerjakan suatu hal. Dalam budaya jepang dikenal dengan Prinsip 5 Gen, prinsip 5 Gen ini sebenarnya merupakan pengembangan dari prinsip 3 Gen.  Dengan menggunakan prinsip 5 Gen ini, perusahaan berharap dapat membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan berdasarkan keadaan di tempat sesungguhnya.
           Prinsip 3 Gen yang kemudian dikembangkan menjadi 5 Gen ini, sangat umum bagi orang jepang dan sangat baik jika diterapkan. Prinsip ini diadaptasi oleh Lean Manufacturing System dan problem solving system secara umum,karena dapat memberikan gambaran yang tepat. Prinsip Gen yang pertama adalah, ‘Genba’. Genba ini sesungguhnya belum ada arti yang pas untuk mengartikani kata sebenarnya, Genba merupakan kegiatan langsung meninjau lapangan atau tempat yang akan dijadikan objek pengamatan. Ini merupakan metode observasi secara langsung yang bertujuan megetahui keadaan sebenarnya bukan hanya sebagai asumsi. Gen yang kedua adalah, ‘Genbutsu’. Genbutsu merupakan kegiatan melihat fakta, objek, barang dengan mata kepala sendiri atau menyentuh dengan tangan sendiri, sehingga didapatkan hasil pengamatan yang valid.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

           Kegiatan ‘Genbutsu’ ini lebih mengedepankan pada pengambilan data se aktual mungkin sehingga tidak ada hasil bias antara perhitungan dengan di lapangan, akibat sedikitnya pencilan yang di dapatkan. Gen yang ketiga adalah, ‘Genjitsu’. Genjitsu merupakan lanjutan dai kegiata Genbutsu yang mana kita bisa mengerti perbedaan antara kenyataan dan standard. Kita tidak melihat apa yang seharusnya berlangsung, karena kita pasti sudah tahu itu. Kita melihat pada situasi aktual, atau fakta-fakta. Ini akan membantu kita untuk menggali akar penyebab dengan lebih dalam.
    Gen yang keempat adalah ‘Genri’. Genri merupakan pendekatan dengan mengarah pada prinsip teori umum dan pendekatan ilmiah dalam penyelesaian masalah atau melakukan peningkatan/perbaikan proses yang terus menerus. Dan gen yang terakhir adalah ‘Gensoku’. Gensoku adalah mengikuti peraturan atau prosedur dalam melakukan pemecahan masalah serta melakukan peningkatan proses berkelanjutan (Continuous Improvement – CI).

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Sehingga jika ditarik kesimpulan,
    “Pergi dan melihat sendiri ke tempat sesungguhnya (GENBA), untuk mendapatkan fakta tentang hal / kegiatan yang sebenarnya dan tidak membuat asumsi (GENBUTSU), memahami situasi keseluruhan tentang masalah ini untuk melihat apa lagi yang mungkin terjadi (GENJITSU), akan menghasilkan alasan yang menjelaskan apa yang terjadi (GENRI), menciptakan panduan setiap tindakan atau tindakan yang mengarahkan hasil untuk dikembalikan ke standarnya (GENSOKU).”
          
    (Dari berbagai sumber)


    -    Yudhabjnugroho -
    --- PT. ITCI Hutani Manunggal / PT. Kalimantan Prima Service Indonesia ---

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad