Secangkir Sabar - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Secangkir Sabar


    Secangkir Sabar

    Oleh : yudha bj nugroho

          Sering kita mendengar istilah ‘sabarku ada batasnya’. Apa sebenarnya maksud dari kalimat ini tentu sangat dimengerti oleh kita, yang berarti ‘seseorang tersebut sudah cukup kesal diperlakukan yang tidak mengenakkan hati, seolah-olah perlakuan tidak mengenakkan tersebut terjadi berulang-ulang. Ukuran sabar seseorang tentunya tidak ada ukuran pasti, semua tergantung sifat pribadi dan karakter temperamen orang tersebut.

    Padahal seharusnya, anjuran untuk sabar tentu tidak ada batasnya, hal ini berkaitan dengan sifat kita yang harusnya sanggup untuk memaafkan. Tapi melihat sifat pribadi seseorang dan karakter temperamennya, tentu kita juga harus berhati – hati dalam berperilaku, karena bisa saja yang kita anggap biasa saja, namun cukup menyinggung perasaan orang lain, begitu pula sebaliknya.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Dalam hidup tentunya banyak masalah yang mambutuhkan respon atau pendapat orang lain, yang membuat kita tidak diciptakan untuk hidup sendiri melainkan harus berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Untuk itulah kita harus memahami sifat seseorang, apalagi kita baru bertemu dengan orang yang baru kita kenal. Kita boleh berbasa – basi, namun perlu juga untuk berhati – hati. Jangan karena kita over berbasa – basi, malahan dianggap sok akrab dan sok deket, hingg akhirnya membuat illfeel.

    Ukuran sabar inilah yang bisa dianalogikan dengan cangkir. Seperti kita ketahui, cangkir merupakan sebuah wadah air. Cangkir bila diisi air, baik itu air mengalir, maupun air menetes, pasti suatu saat akan memenuhi gelas itu dan air itu akan meluber, yang ada hanya masalah waktu. Inilah yang dianalogikan dengan sabar, hati sebagai cangkirnya dan kesalahan orang sebagai airnya. Bila kesalahan itu kecil ibarat air yang menetes dan bila kesalahan itu besar ibarat air yang mengalir. Hanya masalah waktu, yang akan membuat kesalahan memenuhi hati dan akhirnya memenuhi hati hingga akhirnya meledak sebagai emosi.

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad