Secangkir Sabar
Secangkir Sabar
Sering kita
mendengar istilah ‘sabarku ada batasnya’. Apa sebenarnya maksud dari kalimat
ini tentu sangat dimengerti oleh kita, yang berarti ‘seseorang tersebut sudah
cukup kesal diperlakukan yang tidak mengenakkan hati, seolah-olah perlakuan
tidak mengenakkan tersebut terjadi berulang-ulang. Ukuran sabar seseorang
tentunya tidak ada ukuran pasti, semua tergantung sifat pribadi dan karakter
temperamen orang tersebut.
Padahal seharusnya, anjuran untuk sabar tentu tidak ada batasnya, hal
ini berkaitan dengan sifat kita yang harusnya sanggup untuk memaafkan. Tapi
melihat sifat pribadi seseorang dan karakter temperamennya, tentu kita juga
harus berhati – hati dalam berperilaku, karena bisa saja yang kita anggap biasa
saja, namun cukup menyinggung perasaan orang lain, begitu pula sebaliknya.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dalam hidup tentunya banyak masalah yang mambutuhkan respon atau
pendapat orang lain, yang membuat kita tidak diciptakan untuk hidup sendiri
melainkan harus berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Untuk itulah kita harus
memahami sifat seseorang, apalagi kita baru bertemu dengan orang yang baru kita
kenal. Kita boleh berbasa – basi, namun perlu juga untuk berhati – hati. Jangan
karena kita over berbasa – basi, malahan dianggap sok akrab dan sok deket,
hingg akhirnya membuat illfeel.
Ukuran sabar inilah yang bisa dianalogikan dengan cangkir. Seperti
kita ketahui, cangkir merupakan sebuah wadah air. Cangkir bila diisi air, baik
itu air mengalir, maupun air menetes, pasti suatu saat akan memenuhi gelas itu
dan air itu akan meluber, yang ada hanya masalah waktu. Inilah yang
dianalogikan dengan sabar, hati sebagai cangkirnya dan kesalahan orang sebagai
airnya. Bila kesalahan itu kecil ibarat air yang menetes dan bila kesalahan itu
besar ibarat air yang mengalir. Hanya masalah waktu, yang akan membuat
kesalahan memenuhi hati dan akhirnya memenuhi hati hingga akhirnya meledak
sebagai emosi.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.