ANALISIS GRUP SISTEM PONDOK Oleh:Warsito Ram
Praktikum
ke :7 Hari,Tanggal :Senin, 10 Oktober 2011
Ruangan :RK.U1.02 Mata Kuliah :Sosiologi
Umum (KPM 130)
ANALISIS
GRUP
SISTEM
PONDOK
Oleh:Warsito
Ram
Nama
Praktikan
Yudha Bayu Jati Nugroho
(E14110116)
Nama
Asisten
M. Haikal Catur Saputra
(A24080056)
Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas
Ekologi Manusia
Institut
Pertanian Bogor
2011/2012
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Ikhtisar
Bacaan
Kondisi yang serba
tidak cukup seperti tidak mempunyai modal, tidak memiliki pendidikan yang
tinggi dan terbatasnya lahan pertanian mendorong para migran sirkuler untuk
melakukan usaha mandiri secara kecil-kecilan. Mereka yang bergerak di bidang
usaha sisa ini biasanya mereka memulai usaha dengan modal yang terbatas. Namun
mereka mempunyai pengalaman cukup tentang proses produksi karena mereka pernah
bekerja sebagai karyawan pembuat barang-barang. Sehingga hal itu dijadikan
modal besar yang berharga untuk mengembangkan usahanya.
Kedua,
sistem pondok dimana pemilik pondok berkedudukan seperti kepala rumah tangga
dan kedudukan para penghuni pondok boro seperti anggota rumah tangga. Sistem
ini terdiri dari jumlah anggota yang sedikit, belum adanya pembagian tugas,
dilandasi azas kekeluargaan, dimana pemilik pondok menyediakan
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh migran sirkuler. Sistem ini biasanya
oleh pondok yang menggunakan tenaga migran sirkuler dari desa yang jauh. Contoh
dalam pondok boro penjual bakso dari Malang
dan pondok boro penjual sate ayam dari Madura. Sistem ini biasanya dikenal
dengan sistem pondok rumah tangga.
Ketiga,
sistem pondok dimana dikenalnya diferensiasi tenaga yang bertugas dalam proses
produksi dengan tenaga yang bertugas dalam pemasaran hasil produksi. Kedudukan
pemilik pondok seperti majikan. Tugas karyawan bekerja untuk proses produksi
sedangkan majikan memberikan upah, penginapan, jaminan hidup (pangan), dan
sedikit bantuan bila karyawan menderita sakit.
Keempat,
sistem pondok dimana pemilik pondok tidak terlibat dalam kegiatan produksi
maupun pemasaran barang tetapi hanya menyewakan tempat penginapan, alat-alat
dan mesin. Sehingga para migran sirkuler berperan sebagai penyewa, produsen
kecil, dan penjual hasil produksinya. Disini terlihat sistem kekeluargaan
kurang erat. Sistem ini dilaksanakan pondok boro produksi tahu oleh migran
sirkuler Ciamis dan Cimanggu.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Analisis
Bacaan berdasarkan Pembentukan Grup
Pembentukan
Grup
|
Contoh
|
|
Dasar Keturunan Nenek moyang
|
Jenis usaha padat karya yang dilaksanakan
pada asas kerukunan dan asas kekeluargaan
|
Kelompok yang bekerja sama dalam
jual beli hasil kerajinan keramik. Dibentuk atas dasar kegotong royongan ara
anggota. Hubungn dalam kelompok kuat rasa saling percaya diantara sesama
anggota.
|
Dasar tempat tinggal
bersama/berdekatan
|
Para migran sirkuler yang berasal
dari tempat tinggal yang berdekatan,sehingga berkompeten untuk mengadakan
sistem pondok.
|
Kelompok yang bekerja sama.
Sistem ini dilaksanakan dalam pondok boro penjual “bakso” para migrant sirkuler
dari Malang (Jatim) dan pondok boro penjual sate ayam dari
Madura (Jatim).
|
Dasar kepentingan bersama
|
Mereka mempunyai tujuan untuk membuka
usaha sendiri, karena ketidakpastian kehidupannya.
|
Hubungan majikan dengn karyawan
lebih erat di banding majikan dengan tenaga penjual. Majikan mendapatkan
untung dari hasil produksi karyawan dan kryawan memperoleh imbalan gaji yang
telah ditetapkan,bantuan penginapan, jaminan hidup.
|
Dasar program pihak ‘atas-desa’.
|
Tidak ditemukan dalam bacaan.
|
Tidak ditemukan dalam bacaan.
|
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.