LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN KUNJUNGAN KE PERKEBUNAN KELAPA SAWIT IPB – PT. CARGILL JONGGOL - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN KUNJUNGAN KE PERKEBUNAN KELAPA SAWIT IPB – PT. CARGILL JONGGOL

    LAPORAN PRAKTIKUM
    ILMU TANAMAN PERKEBUNAN
    KUNJUNGAN KE PERKEBUNAN KELAPA SAWIT IPB – PT. CARGILL JONGGOL

    Dosen :
    Dr. Ir. Hariyadi, MS
    Ir. Sofyan Zaman, MP

    Asisten :
    Naila Nabila             A24100066
    Dwi Geri Febrian     A24100110    

    Oleh:
    Kelompok 10

    Nama Anggota :  
    Essy Emiati                 (A24110011)
    Adelina Ratnasari       (A25110047)
    Burhan Efendi            (A24110064)
    Nur Melasari               (A24120063)
    Yudha BJ Nugroho     (E14110016)

     





    DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
    FAKULTAS PERTANIAN
    INSTITUT PERTANIAN BOGOR
    2014

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">



    PENDAHULUAN

    Latar Belakang
    Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor perkebunan unggulan di Indonesia yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dari kurun waktu tahun 2000 sampai 2009 perkembangan luas areal perkebunan hampir dua kali lipat yang pada mulanya 4.158.077 ha menjadi 7.125.331 ha dan diiringi juga dengan peningkatan jumlah produksi.
    Perkembangan tanaman kelapa sawit telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia dan menjadi unggulan tanaman perkebunan. Hal ini dikarenakan kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Selain itu perkembangan perkebunan kelapa sawit juga didukung oleh produk-produk turunan kelapa sawit yang beraneka ragam dan mempunyai banyak kegunaan. Saat ini Indonesia merupakan negara nomor dua penghasil CPO terbesar di dunia dibawah Malaysia.
    Perkembangan industri kelapa sawit sangatlah pesat. Sejalan dengan kemajuan teknologi di Indonesia dan semakin meningkatnya kebutuhan akan minyak nabati, maka dibutuhkan peningkatan mutu dari produk minyak nabati tersebut sehingga bahan setengah jadi. Indonesia yang didukung oleh sumber daya alam yang baik, dengan keadaan alamnya yang tropis dan tenaga kerja yang mencukupi serta pemasaran yang sudah jelas memiliki potensial menjadi penghasil CPO yang berkualitas di dunia.
    Tujuan
                Mengenalkan kepada mahasiswa tentang aspek pengelolaan teknis dan teknis budidaya tanaman pada perkebunan kelapa sawit.

    BAHAN DAN METODE

    Waktu dan Tempat
                Praktikum dilaksanakan di Kebun Percobaan Kelapa Sawit Jonggol pada hari Minggu, 25 Mei 2014.
    Alat dan Bahan
                Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tally sheet, alat tulis, kamera, dan media tanam, sedangkan bahan yang digunakan adalah tanaman TBM kelapa sawit di Perkebunan Sawit Jonggol.
    Prosedur Kerja
                Mahasiswa secara berkelompok dengan dibimbing oleh dosen mengadakan kunjungan ke perkebunan kelapa sawit. Selama 30-45 menit, pihak kebun memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang aspek pengelolaan (wilayah kerja kebun, luas kebun dan blok kebun, struktur organisasi dalam mengelola kebun, jumlah dan sumber tenaga kerja) dan teknis budidaya tanaman (persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemaliharaan, panen, produktivitas dan  produksi, pengolahan hasil panen).

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    HASIL DAN PEMBAHASAN
    Pengamatan Bunga Jantan
    Hasil
                Tabel 1. Jumlah bunga jantan pada tanaman sawit di jonggol
    Tanaman ke - n
    Jumlah bunga jantan
    1
    7
    2
    3
    3
    3
    4
    3
    5
    1
    6
    2
    7
    4
    8
    4
    9
    3
    10
    3
    Rata - rata
    3.3

    Pembahasan
    Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun dari tanaman kelapa sawit itu sendiri. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan, genetis, dan faktor teknis-agronomis. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi kelapa sawit, faktor tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mencapai produksi kelapa sawit yang maksimal, diharapkan ketiga faktor tersebut selalu dalam keadaan optimal.
    Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar lintang utara-selatan 12 derajat pada ketinggian 0-500 m dpl. Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah curah hujan, sinar matahari, suhu, kelembapan udara, dan angin. Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2.000-2.500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan.
    Selain curah hujan dan sinar matahari yang cukup, tanaman kelapa sawit memerlukan Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendah suhu adalah lama penyinaran dan ketinggian tempat. Makin lama penyinaran atau makin rendah suatu tempat, makin tinggi suhunya.Tanaman kelapa sawit yang ditanam lebih dari ketinggian 500 m dpl akan terlambat berbunga satu tahun jika dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah.
    Pada saat pengamatan bunga jantan tanaman kelapa sawit di kebun kelapa sawit Jonggol, keadaan tanaman kelapa sawit banyak yang sudah dikastrasi, jadi kami hanya menemukan seedikit tanaman yang masih memiliki bunga jantan. Jumlah bunga jantan paling banyak terdapat pada tanaman pertama yaitu 7 bunga jantan. Jumlah bunga jantan paling sedikit terdapat pada tanaman kelima yaitu 1 bunga jantan. Rata-rata jumlah bunga jantan yang kami dapat adalah 3 bunga jantan.

    Pemangkasan pelepah sawit
    Hasil
    Tabel 1. Hasil penghitungan pelepah TBM sawit Jonggol
    Pohon sawit ke
    Jumlah pelepah
    Pohon 1
    48
    Pohon 2
    32
    Pohon 3
    33
    Pohon 4
    41
    Pohon 5
    41
    Pohon 6
    49
    Pohon 7
    41
    Pohon 8
    49
    Pohon 9
    41
    Pohon 10
    37
    Rata-rata
    42


         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Pembahasan
    Pruning atau pemangkasan pada tanaman kelapa sawit adalah proses pembuangan pelepah- pelepah yang sudah tidak produktif / pelepah kering pada tanaman kelapa sawit. Pemangkasan daun pada tanaman kelapa sawit harus dilakukan, karena tidak mudah rontok, meskipun sudah tua atau kering, terkadang baru rontok setelah beberapa tahun kemudian (Vidanarko,2011). Tujuan dari pemangkasan pada tanama elapa sawit yaitu menentukan bilangan pelepah yang perlu ditinggalkan di atas pokok supaya sentiasa mencukupi untuk memberi keluasan daun yang optimum. Kerana daun pada umumnya memainkan peranan penting untuk efisiensi distribusi fotosintat melalui proses fotosintesis ke bagian tanaman.
    Pemangkasan daun pada kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohon serta memudahkan pamanenan (Setyamidjaja,2006). Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman. Pemangkasan perlu dilakukan untuk menjaga jumlah pelepah yang optimal yang berguna  untuk tempat munculnya bunga & pemasakan buah. Pemangkasna dimulai sejak masa tnaaman belum menghasilkan (TBM) hingga masa tanaamn menghasilkan (TM) (Vidanarko,2011).
    Pemangkasan dilakukan dengan memotong pelepah daun terbawah dengan meninggalkan bagian pangkal pelepah sepanjang 2 ± 3 cm atau selebar tandan buah sawit. Pelepah daun juga dapat dipotong rapat ke batang atau dengan berkas daun potongan berbentuk tapal kuda yang membentuk sudut 30% terhadap garis horizontal. Pada umur tanaman 4 ± 7 tahun jumlah pelepah yang dipertahankan 48 ± 56 pelepah/pokok dengan meninggalkan 2 pelepah di bawah tandan hitam terakhir. Tanaman umur pokok 8 ± 14 tahun jumlah pelepah yang dipertahankan 4 - 48 pelepah/pokok dengan meninggalkan 1 pelepah di bawah tandan hitam yang terakhir. Sedangkan tanaman umur pokok melebihi 15 tahun pelepah yang dipertahankan 32 ± 40 pelepah/pokok dengan meninggalkan1 pelepah di bawah tandan hitam terakhir.
                Dari data perhitungan jumlah pelepah pohon TBM sawit dapat dikatakan bahwa pemeliharaan sawit di kebun Jonggol sudah baik. Hal ini terbukti bahwa jumlah pelepah pohon TBM sawit di kebun Jonggol berada pada jumlah sesuai standar yang ada yaitu 48 – 52 daun pada umur pohon 4-7 tahun. Hasil bekas pemangkasan juga rapi dan tidak diletakkan sembarangan, hal ini dapat mencegah timbulnya hama dan penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan vegetatif tanaman kelapa sawit. Selain itu, tujuan dari pemangkasan ini juga untuk mengembalikan biomassa ke areal perkebunan kembali, karena dengan biomassa yang tetap berada pada areal  perkebunan dapat menjadi sumber hara bagi tanaman  baru.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">


    DAFTAR PUSTAKA
    Setyamidjaja D. 2006. Budidaya Kelapa sawit. Jogjakarta: Penerbit Kanisius

    Vidanarko. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad