Setelah 18 Wilayah Dilanda Banjir Bandang, Sumut Kembali Dibayangi Curah Hujan Tinggi dalam Sepekan ke Depan

Menyoroti potensi curah hujan tinggi yang diprediksi akan kembali melanda Sumatera Utara (Sumut) usai bencana banjir bandang. (Dok. BNPB)
YUDHABJNUGROHO – Bencana banjir besar dan longsor yang terjadi di kawasan Sumatera Utara pada akhir November 2025, mempengaruhi 18 kabupaten di daerah tersebut.
Menurut laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada Selasa, 9 Desember 2025, insiden di Sumut ini telah merenggut 338 nyawa yang dilaporkan meninggal.
"Jumlah pengungsi per kabupaten atau kota adalah sebagai berikut: Tapanuli Tengah 18,3 ribu, Langkat 11,1 ribu, dan Humbang Hasundutan 2,2 ribu," demikian pernyataan BNPB.
Melihat kejadian tersebut, banyak masyarakat kini khawatir akan kemungkinan hujan deras yang diprediksi akan kembali menerpa Sumut.
Kekhawatiran ini diungkapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang menyebutkan adanya bibit siklon tropis 91S yang dapat menyebabkan curah hujan tinggi di daerah Sumut dalam seminggu mendatang.
Lalu, bagaimana sebenarnya proses awal terbentuknya siklon di Sumut saat penanganan bencana banjir besar masih berlangsung? Berikut penjelasannya.
Awal Mula Terbentuk
Dalam kutipan video terbaru di saluran YouTube @IndoBMKGIndonesia pada Selasa, 9 Desember 2025, BMKG menjelaskan bagaimana bibit siklon tropis 91S mulai terbentuk.
"Bibit Siklon Tropis 91S muncul pada 7 Desember 2025 di laut Hindia barat daya Lampung di Area of Responsibility TCWC Jakarta," kata BMKG.
"Saat ini, kecepatan angin tertinggi mencapai sekitar 20 knot atau setara 37 km/jam, dengan tekanan udara terendah 1008 hPa," lanjut mereka.
Dalam 24 jam ke depan, BMKG memastikan bibit siklon ini akan berkembang menjadi siklon tropis dengan kategori rendah.
Sebelumnya, BBMKG Wilayah I juga menginformasikan adanya pengenalan bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia Barat Daya Lampung.
Penambahan Uap Air di Sumut
Secara terpisah, Kepala BBMKG Wilayah I, Hendro Nugroho, menjelaskan bahwa bibit siklon tropis 91S menyebabkan adanya perubahan arah angin dan konfluensi atau pertemuan massa udara di Sumut.
Hendro menjelaskan, efek dari kondisi ini berpotensi menimbulkan curah hujan tinggi di kawasan Sumut.
"Bibit Siklon Tropis 91S juga didorong oleh aktifnya gelombang atmosfer dan MJO di sekitar pusat sirkulasinya," jelas Hendro dalam keterangan resmi pada Senin, 8 Desember 2025.
"Kondisi IOD negatif diperkirakan akan tetap ada hingga bulan Desember 2025," tambahnya.
Di sisi lain, Hendro menyebutkan suhu permukaan laut saat ini terpantau hangat pada kisaran 29-30 derajat Celsius, serta kelembapan udara yang tinggi di semua lapisan atmosfer.
"Faktor-faktor ini membuat Sumatera Utara diprediksi akan mendapatkan tambahan uap air," paparnya.
"Sehingga akan ada peningkatan pembentukan awan hujan terutama di daerah pantai barat," kata Hendro.
Wilayah yang Terdampak
BBMKG Wilayah I mengumumkan beberapa daerah yang memiliki potensi hujan lebat akibat terbentuknya bibit siklon tropis 91S.
Beberapa wilayah yang mungkin mengalami hujan dengan intensitas tinggi meliputi Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, serta beberapa daerah di Nias, seperti Nias Selatan, Nias Utara, dan Nias Barat.
Kota Gunungsitoli, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Tapanuli Selatan juga menjadi daerah yang diperkirakan akan mengalami hujan deras.
Sementara itu, curah hujan dengan intensitas tinggi juga diharapkan terjadi di Kota Padang Sidempuan, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Langkat, dan Kota Medan.
Kota Binjai, Deli Serdang, Karo, Simalungun, Samosir, Serdang Bedagai, Kota Pematang Siantar, dan Labuhanbatu Selatan juga memiliki peluang untuk terpengaruh oleh hujan deras yang disebabkan oleh pembentukan bibit siklon itu.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.