Kisah Pengungsi Aceh Tamiang: Uang Tidak Berharga, Makanan yang Penting - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Kisah Pengungsi Aceh Tamiang: Uang Tidak Berharga, Makanan yang Penting

    Tangkapan layar seorang pengungsi di Aceh Tamiang yang menyebut makanan lebih penting di tenda pengungsian dibandingkan uang. (Facebook/Charren Ladyong Yekching)

    YUDHABJNUGROHO
     – Bencana banjir bandang yang menimpa Aceh Tamiang baru-baru ini telah membawa banyak perubahan, termasuk pada nilai dan prioritas hidup para pengungsi. 

     

    Bagi mereka yang kini tinggal di tenda-tenda sementara, uang yang selama ini dianggap penting, tiba-tiba menjadi tidak berarti dibandingkan dengan kebutuhan hidup yang sangat mendesak. 

     

    Pergeseran pandangan ini dibagikan oleh salah seorang pengungsi pria di Aceh Tamiang. 

     

    Ungkapan hatinya terekam dalam sebuah video yang diunggah di Facebook oleh akun Charren Ladyong Yekching pada hari Selasa, 9 Desember 2025. 

     

    Di tengah keterbatasan, pria tersebut dengan tegas menyampaikan bahwa uang bukan lagi sesuatu yang dicari oleh para penyintas. 

     

    Yang sangat mereka perlukan saat ini adalah makanan dan cahaya untuk melalui malam.

     

    "Uang tidak kami butuhkan, uang tidak berharga, yang penting makanan," tuturnya.

     

    Selain makanan, ia juga menekankan pentingnya aspek lain yang sering diabaikan dalam pembagian bantuan. 

    Malam di tenda pengungsian terasa gelap dan panjang tanpa penerangan. 

     

    "Lilin sebagai penerangan tidak ada, seharusnya bisa dibagikan," tambahnya. 

     

    Aceh Tamiang dikenal sebagai salah satu daerah yang paling parah terkena dampak banjir bandang, mengakibatkan ribuan orang harus meninggalkan rumah dan harta mereka. 

     

    Situasi ini membuat para pengungsi sepenuhnya bergantung pada bantuan dan dukungan logistik dari berbagai pihak.y©

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad