Negara Lain Tolak Keras Ide Trump-Netanyahu Untuk Relokasi Waga Gaza, Raja Yordania Ingin Warga Palestina Bertahan - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Negara Lain Tolak Keras Ide Trump-Netanyahu Untuk Relokasi Waga Gaza, Raja Yordania Ingin Warga Palestina Bertahan

    Potret Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Instagram.com/@realdonaldtrump)

    YUDHABJNUGROHO
      Sedang hangat diperbincangkan publik internasional terkait langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan pemindahan penduduk Gaza.

    Menurut Reuters, Trump mengungkapkan rencana itu dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih, Washington, D.C., pada hari Rabu, 5 Februari 2025.

     

    "Amerika Serikat mendukung pemindahan penduduk Palestina di Jalur Gaza dengan menyatakan dukungan untuk pemindahan warga Gaza secara permanen," ujar Trump.

     

    Trump mengungkapkan kebingungannya atas penolakan warga Palestina terhadap rencananya tersebut.

     

    "Saya tidak mengerti mengapa mereka ingin kembali. Tempat itu sangat tidak nyaman," tambahnya.

     

    Sebelumnya, Trump pernah menegaskan keinginannya untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania.

     

    Trump Klaim Mesir dan Yordania Siap Tampung Penduduk Gaza

     

    Dari laporan Times of Israel, Trump menegaskan bahwa Mesir dan Yordania akan mengikuti rencana pemindahan penduduk Gaza meskipun kedua negara tersebut telah menolak berkali-kali.

     

    "Mereka pasti akan melakukannya. Mereka pasti akan melakukannya. Oke?" tegas Trump dalam sebuah kesempatan lain di Washington, D.C., pada 30 Januari 2025.

     

    Di sisi lain, Trump bercanda bahwa AS telah memberikan banyak dukungan kepada Mesir dan Yordania, jadi mereka seharusnya membalas hal tersebut.

     

    "Kami telah melakukan banyak untuk mereka, dan mereka akan menyikapi hal ini," jelasnya.

     

    Usulan ini telah memicu kritik global dan disambut ketidakpercayaan serta kemarahan di kalangan warga Palestina. Mereka secara tegas menentang saran dari pemimpin AS tersebut.

     

    Warga Palestina menyatakan bahwa mereka lebih memilih bertahan meski dalam keadaan sulit daripada meninggalkan tanah leluhur mereka.

     

    Warga Palestina: Gaza Adalah Tanah Kami

     

    Menurut AP News, lebih dari setengah juta penduduk Palestina telah kembali ke Gaza utara dalam sepekan terakhir.

     

    Meskipun kondisi di Gaza Utara sangat sulit dengan kekurangan air, tidak ada listrik, dan puing-puing yang menghalangi, penduduk masih berusaha untuk bertahan.

     

    Mereka menegaskan komitmen untuk tetap tinggal dan membangun kembali, menolak rencana Trump sebagai pemimpin AS yang ingin mereka tinggalkan.

     

    Salah satu penduduk, Amir Karaja, mengatakan bahwa ia "lebih baik menghadapi puing-puing" daripada harus pergi dari tanah asalnya.

     

    "Kami akan tetap di sini," ucap Karaja saat ia memperbaiki sisa-sisa rumahnya di kamp Nuseirat di tengah Gaza.

     

    "Ini adalah tanah kami, dan kami adalah pemilik sejati. Saya tidak akan terpaksa pergi. Tidak (Trump) ataupun siapa pun tidak akan mampu mengusir kami dari Gaza," tegasnya.

     

    Saat ini, ada banyak negara yang menolak usulan pemerintah AS sebagai sekutu Israel untuk memindahkan penduduk Gaza, Palestina. Berikut adalah beberapa di antaranya:

     

    1. China: Menolak Pemindahan Paksa Warga Gaza

     

    Menurut laporan dari Anadolu Agency, Kementerian Luar Negeri China mengungkapkan bahwa pemerintah menolak rencana untuk secara paksa memindahkan rakyat Palestina dari Jalur Gaza.

     

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengkritik pihak-pihak yang dianggap berusaha memanfaatkan momen gencatan senjata dan menimbulkan masalah bagi rakyat Palestina.

     

    "Kami menolak pemindahan paksa warga Gaza," tegas Lin Jian dalam sebuah konferensi pers di Beijing pada hari Rabu, 5 Februari 2025.

     

    "Dan kami berharap pihak-pihak terkait dapat menggunakan kesempatan gencatan senjata serta pemerintahan setelah konflik di Gaza untuk mengembalikan isu Palestina ke jalur yang benar," tambahnya.

     

    2. Yordania: Warga Gaza Harus Tinggal di Tanah Air Palestina

     

    Laporan dari Middle East Eye menyatakan bahwa Raja Yordania, Abdullah II, kembali menegaskan penolakannya terhadap rencana Presiden AS, Donald Trump, untuk memindahkan rakyat Palestina dari Jalur Gaza dan Tepi Barat.

     

    Trump telah mengajukan usulan pemindahan rakyat Palestina dari Gaza ke Yordania dan Mesir, yang keduanya merupakan mitra dekat AS di kawasan Timur Tengah.

     

    "Yang Mulia Raja menekankan pentingnya menghentikan tindakan permukiman (Yahudi) dan menolak segala upaya untuk mencaplok wilayah serta memindahkan rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat," kata Abdullah II dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan oleh kantor berita Yordania pada hari Kamis, 6 Februari 2025.

     

    Di sisi lain, Raja Yordania tersebut menekankan dukungan bagi rakyat Gaza agar tetap tinggal di tanah air Palestina.

     

    "Dan menegaskan pentingnya membangun rakyat Palestina di tanah mereka," jelas Abdullah II.

     

    3. Indonesia: Menolak Keras Relokasi Warga Gaza ke Negara Lain

     

    Melalui cuitan resmi di Twitter, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (RI) juga menolak rencana Trump untuk secara permanen memindahkan rakyat Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain.

     

    "Indonesia menegaskan penolakannya terhadap segala usaha untuk secara paksa merelokasi warga Palestina atau mengubah komposisi demografis wilayah Palestina yang diduduki," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI yang diambil dari akun media sosial X @Kemlu_RI, yang dipublikasikan pada hari Rabu, 5 Februari 2025.

     

    Kementerian Luar Negeri menilai tindakan pemindahan warga Gaza ke negara tetangga secara permanen akan menghalangi terwujudnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

     

    "Sesuai dengan yang dicita-citakan oleh Solusi Dua Negara berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," tegas Kementerian Luar Negeri RI.y©

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad