Haruskah Perlu Tumbal untuk Berbenah ? - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Haruskah Perlu Tumbal untuk Berbenah ?

    Sumber : https://bit.ly/3UZ2Y8w

    Duka sepakbola negeri ini sedang menjadi sorotan. Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang yang menjadi venue pertemuan antara kesebelasan Arema melawan Persebaya Surabaya 1 Oktober 2022 lalu, menjadi saksi bisu atas duka tersebut. Kerusuhan yang menyebabkan korban jiwa 125 orang (sumber : tribunnews.com 2 Oktober 2022) tersebut juga mendapatkan sorotan publik internasional.

    Banyak silang pendapat yang menduga – duga sebab jatuhnya korban yang begitu banyak ini. Ada yang mengatakan karena kesalahan supporter sendiri yang turun kelapangan, ada yang menyalahkan karena PT. Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai penyelenggara menolak pemindahan jam laga, dan ada pula yang mengatakan kesalahan pihak keamanan dalam penerapan prosedur penguraian massa di dalam stadion.

    Pertandingan kala itu bertajuk Derby Jawa Timur, yang sangat sarat emosi, sebab Arema dan Persebaya merupakan ‘El Clasico’-nya Jawa Timur. Dua musuh bebuyutan yang kerap kali bertemu dengan tempo permainan yang panas. Stadion Kanjuruhan yang menjadi kandang dari Arema diizinkan untuk menyelenggarakan pertandingan dengan penonton. Meskipun saat itu Persebaya masih dalam tahap hukuman pertandingan tanpa penonton imbas dari kerusuhan saat pertandingan melawan Rans FC.

    Sebenarnya pihak kepolisian sudah bersurat jauh – jauh hari di tanggal 18 September 2022 kepada PT. LIB selaku penyelenggara, untuk mengubah jam pertandingan yang semula pukul 20:00 WIB menjadi 15:30 WIB, dengan alasan keamanan. Surat dari kepolisian yang bersifat antisipasi tersebut dibalas oleh PT. LIB di tanggal 19 September 2022, yang intinya menolak saran tersebut dan pertandingan tetap dilangsungkan sesuai jadwal.

    Himbauan Kepolisian, Sumber : https://bit.ly/3CtEdue

    Entah apa yang menjadi pertimbangan PT. LIB menolak saran dari pihak kepolisian tersebut, namun Penulis berangggapan, PT. LIB optimis jika pertandingan pasti akan berjalan aman, karena Persebaya tidak didukung secara langsung oleh supporter fanatiknya, Bonek Mania.

    Balasan dari PT. LIB atas tetap dilaksanakan pêrtandíngan seguia jadwal, Sumber : https://bit.ly/3Rw3eJh

    Koordinasi dan permohonan keamanan atas pengamanan pertandingan di jadwal yang sama diterima oleh pihak kepolisian, dan tetap mengerahkan personilnya untuk mendampingi Pertandingan Arema vs Persebaya tersebut.

    Namun siapa mengira, jika ternyata dalam pertandingan tersebut Arema justru menyerah 3-2 atas Persebaya di kandang mereka sendiri yang juga disaksikan ribuan supporter mereka, Aremania. Terang saja, kekesalan tentu dirasakan ribuan Aremania, dan ketika pluit Panjang tanda pertandingan resmi dihentikan, oknum supporter meluapkan kekesalan mereka dengan berhambur dilapangan. Menurut keterangan supporter yang di wawancarai beberapa media, mereka tidak ada berniat untuk menyerang siapapun, official, maupun pemain, mereka hanya meluapkan euphoria dengan bernyanyi di lapangan.

    Tanpa diduga pihak keamanan justru bertindak agresif, menghalau massa, menendang, hingga menembakkan gas air mata ke tribun, Ya ke arah tribun. Dan itu bukan satu tembakan saja, berkali – kali. Dapat dilihat dari video yang banyak beredar, penonton yang diam saja di tribun justru juga menjadi korban gas air mata. Panik, sesak napas, perih dimata, menjadi kengerian yang tak berkesudahan kala itu jika tidak beranjak keluar dari stadion dan menghirup udara bebas. 

    Kapasitas stadion yang penuh, ditambah pintu keluar stadion yang hanya akan muat jika dilewati dengan tertib, tak sanggup menjadi penyeimbang kepanikan supporter. Terinjak – injak, berdesakan, dan teriakan menggema memekakkan telinga dan juga perasaan. Bagaimana bisa polisi menembakkan gas air mata di dalam stadion yang jelas – jelas penuh sesak, apalagi penggunaan gas air mata ini juga dilarang oleh FIFA secara tertulis dalam SOP penyelenggaraan pertandingan sepakbola.

    Sontak saja, korban berjatuhan dan mayoritas korban berdesakan, terinjak -injak, dan bukan korban pemukulan atas kerusuhan. Kabar berita ini cepat beredar dan disaksikan oleh masyarakat dunia. Bahkan La Liga sebagai penyelenggara Liga Spanyol menyatakan kedukaannya dengan memberlakukan ‘un minute de silencio’, mengheningkan cipta selama satu menit, sebelum pertandingan liga mereka di Minggu 2 Oktober 2022.


    Laga Laliga Real Madrid Vs Osasuna Melakukan 'Un Minuto de Silencio' ditambah pada Tampilan Scoreboard ada Bendera Indonesia Berpita Hitam, Sumber : twitter.com/@realmadrid


    Seperti judul yang Penulis terangkan diatas, kita di Indonesia akrab dengan kata ‘tumbal’. Tipikal kita biasa cepat berbenah setelah ada korban nyawa. Jalanan rusak akan cepat diperbaiki setelah ada korban kecelakaan disana. Maka, berharap setelah ini,

    1. PSSI akan Berbenah

    2. PT. LIB akan berbenah

    3. Supporter akan berbenah

    4. Polisi juga berbenah untuk tak lagi menggunakan gas air mata di stadion

     

    -------------------

    Schrijver.

    Copyright. ©. 2022. Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad