Menghadapi New Normal Era - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Menghadapi New Normal Era



        Virus Covid 19 tanpa terasa sudah hampir setengah tahun menghampiri dunia, semenjak Januari lalu. Secara bertahap, banyak negara mulai mempraktekkan protokol kesehatan guna menekan jumlah penderita dan penyebaran Covid 19.
    Begitupun di negara kita, penggunaan masker dan cuci tangan menjadi protokol paling ditaati ditengah masyarakat kita saat ini. Bahkan jika melihat seseorang yang sedang berkegiatan diluar tanpa masker, akan menjadi hal yang dianggap miring.
    Gambar 1 : Bersiap Untuk Normal Baru (Sumber : https://statik.tempo.co/data/2020/05/18/id_939103/939103_720.jpg)

        Penulis pernah mengalaminya, karena suatu hal sehingga masker tertinggal dan lupa untuk digunakan. Ketika hendak ke ATM untuk mengambil beberapa lembar uang tunai, Penulis dipandangi beberapa pengunjung ATM yang melihat dengan ekspresi wajah yang kurang bersahabat.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

        Mungkin benar, jika virus ini suatu saat nanti memang sudah teratasi, akan ada sebuah kebiasaan baru ditengah kita. Menggunakan masker akan menjadi hal yang diwajibkan meskipun virus Covid 19 sudah hilang sekalipun.
        Seperti halnya pemeriksaan barang di bandara, yang dahulu dimaksudkan untuk mencegah peredaran barang yang dilarang dan keamanan dari isu terorisme. Saat ini pemeriksaan barang menjadi hal yang biasa, bahkan masyarakat pun sudah tidak merasa risih atau malu jika tas yang berisi barang pribadi diperiksa didepan umum.
        Inilah yang disebut New Normal Era, sebuah proses menciptakan suatu kondisi yang perlahan akan membuat masyarakat beradaptasi dengan hal yang baru. Dahulu pemeriksaan barang dibandara terasa merepotkan, namun sekarang hal tersebut menjadi normal, dan akan menjadi aneh jika tidak diperiksa.
        Begitu pula saat ini, penggunaan masker, cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, perlahan akan menjadi kebiasaan dan prosedur standar untuk diterapkan. Masyarakatpun perlahan mulai terbiasa dan berupaya untuk beradaptasi. Dalam dunia mode, telah banyak perancang busana yang mengombinasikan masker dalam fashion ciptaan mereka.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

        Pengusaha pun demikian, mengatur strategi baru agar bidang usaha mereka tetap berjalan. Pedagang mulai merambah bisnis online, warung dan toko kelontong menawari jasa pesan dan antar, tentu dengan jarak dan ongkos kirim yang mereka juga sesuaikan.
    Bahkan, di tempat Penulis tinggal, gerai makanan terkenal seperti Pizza Hut pun mulai meninggalkan outlet mereka dan mencoba peruntungan dengan menjajakan secara langsung di pinggir jalan.
    Meskipun dalam New Normal Era ini, sebagian orang mengaitkan dengan sebuah teori konspirasi yang bertujuan menciptakan masyarakat yang penurut dan mudah dikendalikan dengan memanfaatkan rasa takut yang telah berkembang, yaitu virus Covid 19.
    Dalam teori ini pula kepentingan bisnis juga diuntungkan, salah satunya bisnis farmasi. Seperti kita ketahui, vaksin saat ini menjadi barang yang sangat dicari, dan dipercaya dapat membuat tubuh kebal dari virus yang dimaksud. Begitu pula obat – obatan yang kesemuanya tidak jauh dari kacamata bisnis yang menguntungkan segelintir orang dengan mengorbankan jutaan masyarakat dunia.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Lebih miris lagi, beberapa hari lalu muncul kabar, jika surat kesehatan pun diperjualbelikan. Surat kesehatan saat ini seperti menjadi tiket perjalanan yang mempunyai durasi masa berlaku, tentunya benar jika saja mengurus surat kesehatan di puskesmas misalnya dibanderol biaya ‘sekian’ akan memberikan keuntungan ‘sekian’ per hari.
    Hitung saja jika di New Normal Era setiap perjalanan mewajibkan surat kesehatan, berapa keuntungan yang didapat dari selembar surat bertandatangan dokter, dan berstempel resmi tersebut.
    Nah, itu bagi masyarakat yang mampu mengurus surat kesehatan, bagaimana jika masyarakat yang kurang mampu, yang memang dengan harga surat yang tidak seberapa, namun bagi mereka lebih baik uang tersebut dibelikan bahan makanan akan lebih baik. Tentu mereka akan dilarang untuk kemana – mana apalagi petugas kepolisian nantinya juga diberi wewenang untuk mendata surat kesehatan sebagai izin bepergian.
    Akhirnya apa, mudahkan menciptakan masyarakat yang penurut dan mudah dikendalikan.
    Terlepas dari itu semua, sebagai manusia sejak lahir kita sudah diajari untuk beradaptasi dengan keadaan dan lingkungan baru kok. Dahulu, mendapatkan asupan makanan dari dalam perut ibu, begitu lahir kita wajib bisa makan dan minum dari mulut sendiri.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Dahulu saat tahun 2000an kebawah, kita hidup terbiasa tanpa gadget, nah saat ini gadget seakan menjadi bagian dari tubuh kita namun berbeda organ.
    Hal baru, tentu menciptakan kebiasaan baru, jadi bersiaplah. Termasuk pula kenaikan harga, eh.
    ------------------
    Schrijver.
    Copyright. ©. 2020. Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.


    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad