Masihkah Pesta Demokrasi 2024 Meriah ?
Oleh : Yudha BJ
Nugroho
Pemilu
2019 baru saja selesai, kemeriahan dan hiruk – pikuk yang sampai ke pelosok desa,
serasa hilang secara perlahan. Spanduk kampanye, baliho calon anggota
legislatif, yang dahulu disetiap jengkal pinggir jalan terpasang saling
bertumpukan, tergantikan kembali dengan rumput yang kembali bertunas.
Memang
pesta demokrasi tahun 2019 ini menyimpan berbagai macam polemik, terlepas dari
saling sindir dengan tuduhan pro PKI maupun pro khilafah oleh para pendukung
masing – masing kubu, hingga masalah hasil sengketa Pilpres yang disinyalir
oleh beberapa pihak mengandung kecurangan.
Gambar 1 : Simpatisan Salah Satu Calon Legislatif sedang Memasang Alat Peraga Kampanye (Sumber : https://img.esteem.ws/wbdnl3qnjl.jpg) |
Hasil
permasalahan pilpres ini sudah selesai sampai di tingkat Mahkamah Konstitusi
(MK), dan gaung kasak – kusuk obrolan pilpres pun di kalangan masyarakat biasa
cenderung menghilang, bahkan beberapa rekan saya jika membahas masalah pilpres
atau bahkan menonton berita yang masih membahas pilpres, malah cenderung
menghindar, mengganti channel, dan apatis.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Namun
inilah sebenarnya yang menjadi pertanyaan saya, mengapa masyarakat cenderung
sudah ‘malas’ membahas masalah ini?, apakah karena lelah, atau bosan dengan
para elit politik yang seperti berebut kuasa untuk memimpin?.
Isu
kecurangan sebenarnya juga mempengaruhi psikologis para masyarakat pemilih,
kebanyakan dari mereka yang jagoannya menang, merasa tertekan dengan kenyataan
yang berbeda dari apa yang dikampanyekan. Bagi yang jagoannya kalah, pastilah
sudah acuh dengan hasil pilpres yang dimanipulasi secara terstruktur.
Ini
yang dapat mengakibatkan pemilu di periode selanjutnya akan diwarnai dengan
angka GOLPUT yang tinggi. Istilah GOLPUT adalah suatu sikap dari seseorang yang
memilih untuk tidak berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Mengapa
perkiraan GOLPUT ini dapat tinggi?.
Jika
kebanyakan masyarakat sudah cuek dan merasa berkata dalam hati :
“buat apa memilih
dalam pemilu, toh bisa saja dicurangi, toh bisa saja dibatalkan MK, toh bisa
saja yang bakalan menang sudah ditentukan dan dimanipulasi terstruktur, buat
apa kita capek – capek kampanye, bahkan datang pagi – pagi ke TPS, toh hasilnya
ya itu – itu juga”.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Apalagi ditambah
dengan figur calon peserta pemilu di masa mendatang bukan figur yang menonjol,
atau malah diisi dengan ‘muka lama’. Akan sangat mengejutkan jika diisi dengan para Youtuber dan Selebgram yang justru lebih populer dikalangan milenial.
Yudha BJ Nugroho
– Ikuti untuk Postingan Terbaru Subscribe
CLIK DI SINI CYTOTEC BALI
ReplyDelete