Benang Kusut Kontrak Freeport : Jalan Tengah untuk Indonesia dan Papua
Benang Kusut Kontrak Freeport : Jalan Tengah untuk Indonesia dan
Papua
Oleh : Yudha BJ Nugroho [17 Juli 2018]
Mayoritas masyarakat Indonesia mengaku
lega saat muncul pemberitaan bahwa pemerintah Indonesia telah menguasai saham
perusahaan tambang terbesar di dunia PT. Freeport Indonesia (PTFI). Rakyat
indonesia sangat mengenal perusahaan ini yang membuka hak konsesi di tanah
papua. Sejak dahulu perusahaan ini banyak membuat rakyat Indonesia mengelus
dada sebab, dengan income perusahaan yang sangat besar, namun bagi hasil untuk
Indonesia sangatlah kecil. Masyarakat Papua khususnya, yang merasakan dampak
lebih memperihatinkan. Tambang emas terbesar di dunia, Tambang Gunung Grasberg
PT. Freeport Indonesia, telah mengeruk kekayaan terbesar negeri Papua, namun kebanyakan
rakyat Papua justru hidup dibawah garis kemiskinan dan keterbelakangan. Sungguh
ironi.
Ada angin segar untuk pemberitaan,
pemerintah Indonesia telah selesai melakukan divestasi saham PTFI sebesar 51 %.
Ini artinya pemerintah Indonesia menjadi pemilik saham terbesar perusahaan ini,
namun yang menjadi pertanyaan, dari manakah suntikan dana pembelian saham
tersebut? Dari APBN? Bukan. Ternyata dana tersebut merupakan suntikan dana dari
11 bank yang membantu PT. Inalum selaku perusahaan holding BUMN Minerba untuk
membeli saham PTFI (www.liputan6.com [16 Juli 2018). Lah, negara membeli saham PTFI dengan dana
hutang lagi?.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kepemilikan saham sebesar 51 % ini,
seharusnya mengutamakan masyarakat Papua, biarlah mayoritas keuntungan itu
negeri Papua yang merasakan. Ada harapan besar dari masyarakat Papua khususnya
dari divestasi saham ini, jangan lagi keuntungan divestasi ini tetap lari ke pulau Jawa atau bahkan hanya
Jakarta yang merasakan. Konflik dan kesenjangan di Papua sebenarnya bisa
diatasi jika masyarakat Papua hidup sejahtera, harga kebutuhan pokok
terjangkau, fasilitas publik memadai dan kehidupan layak yang didapatkan karena
mereka sebenarnya hidup diatas ‘kasur emas’, tapi emasnya entah kemana.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Untuk itu pemerintah perlu menjelaskan
dan menerangkan ke masyarakat keuntungan dari divestasi ini secara gamblang, bukan hanya menjadi obrolan
kalangan atas. Rakyat Papua sejak dahulu merasa terbelakang dan dianak tirikan
karena kesejahteraan mereka yang diabaikan. Jangan ternyata divestasi saham ini
ada kepentingan politik didalamnya, karena sudah mendekati masa Pemilu 2019. Nah?
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.