ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN SOSIAL DI PEDESAAN JAWA Oleh : Sediono M.P.Tjondronegoro
Praktikum ke : 11 Hari,
Tanggal : Senin, 28 November 2011
Ruangan : RK.U1.02 Mata Kuliah :
Sosiologi Umum (KPM 130)
ANALISIS
PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN
REVOLUSI
HIJAU DAN PERUBAHAN SOSIAL DI PEDESAAN JAWA
Oleh
: Sediono M.P.Tjondronegoro
Nama
Praktikan
Yudha Bayu Jati Nugroho
(E14110116)
Nama
Asisten
M.Haikal Catur Saputra
(A24080056)
Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas
Ekologi Manusia
Institut
Pertanian Bogor
2011/2012
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Ikhtisar
Bacaan
Pelaksanaan Revolusi Hijau sekitar tahun
1960-an ini mengacu pada program intensifikasi pertanian tanaman pangan.
Program tersebut mengantarkan beberapa teknologi baru dalam teknik pertanian
(agronomi) di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri sebenarnya program
intensifikasi demikian sudah mulai diterapkan pada tahun 1937. Sejak awal
tujuan program ini di bawah nama yang berbeda adalah untuk meningkatkan
produksi tanaman pasi yang untungnya juga peningkatan tersebut dapat diusahakan
tanpa mengubah struktur sosial pedesaan. Revolusi yang dimaksud mengacu pada
perubahan serentak tingkat produksi tanaman (hijau) pangan seperti jagung,
gandum , dan padi. Hasil Revolusi Hijau ditunjang oleh perkreditan rakyat,
koperasi, rehabilitasi pengairan, dan sebagainya.
Rencana untuk mencapai
keswasembadaaan beras pada dasarnya sudah lama dirumuskan oleh Departemen
Perencanaan Nasional (Depernas) dalam Rencana Pembangunan Semesta (1961-1969).
Sasaran dari Depernas tersebut ternyata tidak berhasil dicapai, ini terlihat
dari lebih dari satu juta ton beras diimpor oleh pemerintah Indonesia pada
periode 1961-1964. Pendirian Koperasi Pertanian (Koperta) di daerah pedesaan
dikelola oleh elit dan birokrasi dan bukan enterpreneur. Sejak tahun1963-1964
program swasembada bahan makanan diintensifikasikan dengan pendekatan bimbingan Massal (BIMAS).
Paket Bimas yang dibeikan mencakup kredit ( natura pupuk buatan, obat-obatan,
bibit unggul dan biaya hidup petani (tunai untuk semusim (cost of living)).
Ternyata petani
golongan menengah dan petani kecil atau miskin dengan luas tanah garapan 0,5 ha
merasa bahwa kredit yang ditawarkan, walaupun menarik juga menimbulkan risiko
yang relatif besar. Tanah hasil garapan sampai 0,75 ha rupanya belum memberikan
surplus yang mencukupi benar untuk bisa menjaga-jaga apabila ada musibah yang
menimpa penggarap.
Analisis
dampak Positif dan Negatif Revolusi Hijau
Dampak
Positif dan Negatif Revolusi Hijau
|
|
Positif
|
Negatif
|
Swasembada
beras
|
Revolusi
Hijau menguntungkan petani kaya lebih cepat daripada petani miskin atau
sedang, karena petani kaya dapat menyewa tanah lebih banyak.
|
Resiko
kegagalan panen kerena faktor-faktor yang tidak dikuasai petani, dapat di
tanggung petani kaya.
|
Program
Bimas tidak menambah kemandirian petani, sebaliknya menambah ketergantungan.
|
Petani
kaya dapat mengadakan usaha-usaha yang berkaitan dengan ekonomi, sehingga
jenis-jenis pekerjaan diluar usaha tani lebih mudah dijangkau petani kaya
|
Petani
miskin apabila sudah tidak dapat bercocok tanam sebagai buruh tani cenderung
keluar dari desanya dan pindah ke kota mencari pekerjaan di sektor informal.
|
Revolusi
Hijau mengakibatkan revolusi-revolusi di bidang yang lain sehingga adanya
modernisasi di pedesaan.
|
Pola
konsumsi masyarakat desa yang seperti masyarakat kota.
|
Meningkatkan
daya serap sektor jasa dan industri atas kelebihan tenaga kerja di pedesaan.
|
Masyarakat
pedesaan yang dahulu akrab, akibat modernisasi mengalami kerapuhan dan
individualisasi.
|
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Analisis
Berdasarkan Sumber Perubahan
1. Lingkungan
Alam
Terjadi pada perubahan tanaman
pertanian dengan hasil yang lebih memuaskan dan memperindah lingkungan hidup
dengan melestarikan alam pada Revolusi Hijau.
2. Kependudukan
Bertambahnya penduduk
yang lebih makmur akan memecu para penduduk untuk memperoleh keturunan karena
bertambahnya sumber pendapatan mereka dari pertanian akibatperubahan sistem
pertanian yang lama menjadi sistem pertanian dengan Revolusi Hijau.
3. Inovasi
dan Difusi
Terbukti dari adanya perubahan yang
mendasar terhadap pelembagaan dan perubahan ide sertapada gagasan pera petani
dan pemerintah untuk menyelamatkan pertanian dan mendapatkan hasil yang lebih
memuaskan untuk pemerintah sendiri dan terhadap perekonomian para petani dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.