LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMBIBITAN KELAPA - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMBIBITAN KELAPA

    LAPORAN PRAKTIKUM
    ILMU TANAMAN PERKEBUNAN
    PEMBIBITAN KELAPA


    Dosen :
    Dr. Ir. Hariyadi, MS
    Ir. Sofyan Zaman, MP

    Asisten :
    Naila Nabila             A24100066
    Dwi Geri Febrian     A24100110    

    Oleh:
    Kelompok 10

    Nama Anggota :  
    Essy Emiati                 (A24110011)
    Adelina Ratnasari       (A25110047)
    Burhan Efendi            (A24110064)
    Nur Melasari               (A24120063)
    Yudha BJ Nugroho     (E14110116)


    DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
    FAKULTAS PERTANIAN
    INSTITUT PERTANIAN BOGOR
    2014

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">


    PENDAHULUAN
    Latar Belakang
    Tanaman kelapa merupakan tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman kelapa memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Salah satu yang dihasilkan tanaman kelapa dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah nira. Cairan nira kelapa dapat diproses menjadi gula kelapa. Tandan buah yang baru tumbuh hingga posisinya menjadi tegak diambil cairannya dan menghasilkan nira. Setiap pohon kelapa menghasilkan 2 tandan buah kelapa yang bisa dipanen niranya hingga 35 hari. Setelah dipanen, tanaman kelapa akan menghasilkan tadan buah baru lagi. Agar tanaman kelapa dapat berproduksi tinggi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dibutuhkan bibit tanaman kelapa yang unggul serta teknik-teknik yang digunakan dalam pembibitan kelapa.
    Pembibitan dilakukan pada ekologi tanaman yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman kelapa. Beberapa factor iklim yang yang perlu diperhatikan adalah letak lintang, ketinggian tempat, curah hujan, temperature, kelembaban, penyinaran matahari, dll. Tanaman kelapa tumbuh optimal pada 10oLS-10oLU dan masih tumbuh baik pada 15oLS-15oLU. Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun. Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan atau 2000 jam/tahun sebagai sumber energi fotosintesis. Kelapa sangat peka terhadap suhu rendah da tumbuh paling baik pada suhu 20-27 oC dengan variasi harian 7 oC. Tanaman kelapa dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-600 m di atas permukaan laut dengan ketinggian optimal 0-450 m dpl. Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, alluvial, lateril, vulkanis, berpasir, liat, dan tanah berbatu dengan pH tanah terbaik antara 6.5 – 7.5.
    Pembibitan dapat dilakukan pada bedengan dengan lebar 2 m dan jarak antar bedengan 60-80 cm. Pembibitan juga dapat dilakukan dengan menggunakan polybag ukuran 50 cm x 40 cm dan tebal 0.2 mm dengan lubang bagian bawah memiliki diameter 0.5 cm dengan jarak antar lubang 7.5 cm sebanyak 48 buah. Persemaian dilakukan dengan menyayat terlebih dahulu benih selebar 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar. Penanaman dilakukan dengan menggunakan jarak tanam segitiga sama sisi. Setiap satu meter persegi dapat diisi 30-35 benih atau 25 000 butir untuk areal 1 ha. Untuk lama pembibitan 5-7 bulan, jarak tanam yang digunakan adalah 60 x 60 x 60 cm dengan jumlah bibit 24 000/ha. Untuk lama pembibitan 7-9 bulan, jarak tanam yang digunakan adalah 60 x 60 x 60 cm dengan jumlah bibit 17 000/ha. Untuk lama pembibitan 9-11 bulan, jarak tanam yang digunakan adalah 60 x 60 x 60 cm dengan jumlah bibit 10 000/ha. Apabila benih disemai pada bedengan maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan ke polybag. Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan hingga jumlah daun pada tanaman kelapa sebanyak 6 helai dan tinggi 90-100 cm.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Tujuan
    Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat menilai kriteria benih kelapa bermutu, melaksanakan pembibitan pendahuluan (pre nursery) di tanah, menilai bibit kelapa yang siap salur, dan menentukan lahan, kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pembibitan pendahuluan dan utama pada kelapa.











    TINJAUAN PUSTAKA
    Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia (warisno 1998). Kelapa adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari family Palmae.
    Varietas Kelapa
    1.      Varietas Dalam
    Varietas ini berbatang tinggi dan besar, tingginya mencapai 30m, mulai berbuah antara 6-8 tahun setelah tanam dan dapat mencapai umur 100 tahun. Produksi kopra tinggi sekitar 1 ton kopra/ha/tahun pada umur 10 tahun. Produktifitas 90 butir/pohon/tahun dengan daging buah yang tebal dan keras dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
    2.      Varietas Genjah
    Kelapa genjah lebih mudah berbuah dibanding kelapa dalam, produktifitasnya pun lebih tinggi. Akan tetapi buahnya berukuran lebuh kecil dengan kadar koprah rendah sekitar 130 gram/butir dan memiliki kadar minyak 65% dari bobot kering daging buah. Peka terhadap perubahan lingkingan yang kurang baik dan mudah terpengaruh fluktuasi iklim.
    3.      Varietas Hibrida
    Diperoleh dari persilangan kelapa dalam dan kelapa genjah sehingga mempunyai kombinasi sifat-sifat baik dari kedua jenis kelapa. Dimana tanaman lebih cepat berbuah sekitar 3-4 tahun setelah tanam, produktifitas 140 butir/pohon/tahun dengan produksi koprah 6-7 ton/ha/tahun pada umur 10 tahun. Berbuah daging tebal, keras, dan kandungan minyaknya tinggi.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Ekofiologi Tanaman
    1.      Iklim
    Tanaman kelapa membutuhkan lingkungan hidup yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksinya. Faktor lingkungan itu adalah sinar matahari, temperatur, curah hujan, kelembaban, keadaan tanah, dan kecepatan angin. Disamping itu, iklim merupakan faktormpenting yang ikut menetukan pertumbuhan tanaman kelapa (Suhardiono 1993). Beberapa faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah letak lintang, ketinggian tempat, curah hujan, temperatur, kelembaban, penyinaran matahari, dan sebagainya. Tanaman kelapa tumbuh optimum pada 100 LS – 100 LU, dan masih tumbuh baik pada 150 LS – 150 LU. Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk menahan air hujan, serta kedalaman air tanah lebih penting dari pada jumlah curah hujan sepanjang tahun. Sedangkan angin berperan penting pada penyerbukan bunga dan transpirasi tanaman. Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan atau 2000jam/tahun sebagai sumber energi fotosintesis. Bila dinaungi, perumbuhan tanaman muda dan buah akan terhambat. Kelapa juga sangat peka terhadap suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-270C. Suhu rendah tidak cocok unutk tanaman kelapa, karenanya penyebaran tanaman kelapa terbatas pada daerah tropis.
    2.      Ketinggian Tempat
    Tanaman kelapa secara komersial dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian dari pinggir laut sampai 600 meter di atas permukaan laut. Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Kelapa dapat tumbuh diatas ketinggian tersebut, namun hasilnya berkurang. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, produksi sedikit, dan kadar minyaknya rendah.
    3.      Tanah
    Tanaman kelapa dapat tumbuh pada bagian jenis tanah aluvial, lateril, vulkanis, berpasir, liat, dan tanah berbatu. pH tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah 6,5-7,5. Namun demikian kelapa masih dapat tumbuh pada tanah yang mempunyai pH 5-8.
    Pembibitan Kelapa
    1.        Persyaratan Benih
    Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi 80-120 butir/pohon/tahun terus menerus dengan kadar kopra tinggi 25 kg/pohon/tahun. Batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbenuk bola) atau semi sperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama penyakit. Ciri buah yang matang untuk benih yaitu berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sbut tiak terluka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, dan apabila digoncang terdengar suara nyaring.
    2.        Penyiapan Benih
    Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 0C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamatai secara ritun.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    3.        Teknik penyemaian benih
    Persyaratan lokasi untuk persemaian diantaranya adalah topografi yang datar, drainase baik, dekat dengan sumber air dengan jumlah cukup banyak, dan dekat lokasi penanaman. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam persiapan bedengan atau polybag yaitu mengolah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm, bentuk bedengan dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m. Untuk polybag, terbuat dari polyethylen/poliprophylena berwarna hitam dengan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0.2 mm, bagian bawah berlubang diameter 0,5 cm dengan jarak antar lubang 7,5 cm sebanyak 48 lubang unutk aerasi dan drainase serta diisi dengan tanah top soil halus setinggi 2/3 (Adiwiganda dan Siagaan 1994). Pendederan dilakukan dengan menyayat benih selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan dilubang. Desinfektan benih dengan insektisida dan fungisida selama dua menit. Penanam dilakukan dengan posisi segitiga bersinggungan, setiap satu meter persegi dapat diisi 30-35 benih atau 25.000 butir/hektar. Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah perlu dipindah ke polybag. Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.
    4.      Pemeliharaan penyemaian
    Pemeliharaan dalam pendederan meliputi penyiraman dan pembersihan rumput. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua hari pertama dengan dosis 5 liter/m2/hari setiap pagi dan sore hari, selanjutnya 6 liter/m2/hari. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah cukup. Pembersihan rumput-rumputan dilakukan untuk mencegah adanya inang hama dan penyakit (salman dan wibowo 1992). Sedangkan pada masa pembibitan pemeliharaan dilakukan dengan kegiatan pentiraman, proteksi, penyiangan, pemupukan , dan seleksi benih. Penyiraman dilakukan sampai jenuh selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang, atau springkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan penyiraman per polybag per hari tergantung pada umur bibit. Proteksi, dilakukan dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata (Poeloengan dkk 2003). Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali dengan cara mekanis maupun herbisida (Amarilis 2009). Pemupukan, yaitu meliputi Nitrogen, Phosphat, Kalium, dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan mencampurkannya ke dalam tanah polybag sedalam 3 cm. Seleksi bibit, meliputi kegiatan memisahkan tanaman kerdil, terkena hama dan penyakit, serta dilakukan terus-menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan.


         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">



    BAHAN DAN METODE
    Tempat dan Waktu
    Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Atas Agronomi dan Hortikultura, IPB. Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2014 dari pukul 07.00-10.00.
    Alat dan Bahan
    Bahan yang digunakan adalah benih kelapa dan fungisida. Alat yang digunakan yaitu cangkul, koret, rafia, meteran, dan ember.
    Metode
    a.      Pre-nursery kelapa
    Setiap kelompok mendapatkan 2 butir benih kelapa kemudian benih tersebut disayat pada bagian dekat tangkai buah yaitu pada tonjolan yang berhadapan dengan sisi buah terlebar. Buah digelindingkan untuk mengetahui bagian terlebar tersebut. Benih kelapa yang sudah disayat kemudian dicelupkan ke dalam larutan fungisida. Benih selanjutnya ditanam dalam polybag dan disusun dengan rapat dalam barisan.
    b.      Main-nursery kelapa
    Kecambah kelapa yang telah keluar plumula dan radikula (sekitar 6-8 minggu setelah semai) dipindahkan dalam polybag main-nursery berukuran 40 cm x 50 cm. Polybag diisi dengan media top soil yang sudah diayak. Polybag kemudian disusun dengan jarak segitiga sama sisi 1 m dengan arah barisan Utara-Selatan. Pemeliharaan yang dilakukan pada main nursery meliputi penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara dibenamkan dengan kedalaman 3 cm. Aplikasi Urea atau ZA diberikan berselang 2 minggu dengan aplikasi SP-36.




    HASIL DAN PEMBAHASAN
    Hasil
                Terdapat 10 000 benih, daya berkecambah nya adalah 85%, bibit afkir 15%. Bibit siap salur nya adalah 8 500, luas lahan pre-nursery 0.0325 Ha, dan luas lahan main-nursery adalah 0.388 Ha.
    Contoh Perhitungan :
    a.       Benih siap salur = daya berkecambah x jumlah benih
       = 85% x 10.000
       = 8 500 bibit siap salur.
    b.      Benih afkir 15% = jumlah bibit siap salur – (jumlah bibit siap salur x 15%)
       = 8 500 – (1275)
       = 7 225 bibit (5 bedeng).
                Luas bedeng = jumlah bedeng x (50 m²)
                                     = 5 x (50m²)
                                     = 250 m²
                                    = 0.025 Ha.
                Luas pembibitan pre-nursery = 100/80 x 0.025 Ha
                                                                = 0.0325 Ha.
    c.       Luas pembibitan main-nursery = 100/80 x 0.310675
      = 0.388 Ha.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Pembahasan
                Tujuan dari penyayatan adalah untuk memudahkan masuknya air kedalam sabut, memudahkan pemeriksaan kejenuhan air yang diserap sabut pada waktu penyiraman, memudahkan dan menyeragamkan pertumbuhan tunas.
    Pada awal pembibitan dilakukan penyelupan benih dalam pestisida untuk mencegah serangan patogen.
    Benih unggul dan bermutu berperan dalam peningkatan produksi. Benih yang kurang baik akan menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi yang kurang baik pula. Benih yang baik diperoleh dari pohon induk yang berproduksi tinggi, pemetikannya sekali sebulan agar biaya pemetikan dapat ditekan (biasanya pemetikan dilakukan dua kali sebulan). Setelah dipanen, buah untuk bibit perlu diseleksi.
    Penyeleksian buah harus memperhatikan beberapa hal berikut:1) Bentuk buah bulat atau lonjong. Untuk kelapa dalam, minimal panjang 22 cm dan lebar 17 cm, sedangkan untuk kelapa hibrida minimal panjang 15 cm dan lebar 14 cm. 2) Buah harus sudah berumur 12-14 bulan, 3) Bobot buah harus berat, minimal untuk kelapa dalam 1,5 kg dan untuk kelapa hibrida 1,3 kg, 4) Keadaan kulit buahnya baik dan tidak ada tanda-tanda serangan hama penyakit.
    Offtype adalah tipe simpang dari suatu tanaman. Artinya, dalam tanaman tersebut terdapat karakter atau ciri yang menyimpang dari deskripsi tanaman yang ada. Misalnya warna daun, warna batang yang ada di lapang berbeda dari deskripsi yang sudah ada. Benih yang masuk dalam tipe simpang ini sebaiknya dibuang atau dihilangkan karena dapat mengganggu tanaman lain yang sehat.

    KESIMPULAN
                Pembibitan tanaman kelapa harus diperhatikan tahapan – tahapan yang dilakukan, karena sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitasnya. Pemilihan bibit, penyiapan lubang tanam dan penanaman, serta pemeliharaan selama masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).

    DAFTAR PUSTAKA
    Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. 1994. Tanah dan Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Lembaga Pendidikan Perkebunan. Kampus Meda. Medan. 68 hal.
    Amarilis,S. 2009. Aspek Pengendalian Gulma di Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu Selat Panjang, Riau. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB.
    Poeloengan, Z. M. L. Fadli, Winarna, S. Ruhutomo, dan E. S. Sutarta. 2003. Permasalahan Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit, hal 67-80.
    Salman, F. dan H. Wibowo. 1992. Gulma pada Perkebunan Kelapa, p. 191 195. Dalam Lubis, Adlin U. et al (Eds.). Kelapa (Cocos nucifera, L.). Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. Sumatera Utara..
    Suhardiono, L. 1993. Tanaman Kelapa. Kanisius. Yogyakarta
    Warisno. 1998. Budi Daya Kelapa Kopyor. Kanisius. Yogyakarta




    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad