Penentuan Bagian Hulu dan Hilir DAS/ Sub DAS
PENGUKURAN MORFOMETRI
DAS :
Penentuan Bagian Hulu
dan Hilir DAS/ Sub DAS
Kelompok
6
Nurul Fadilah E14110055
Rissma Prameswari E14110076
Muhammad Firdaus Iqbal E14110086
Dita Amari Meysiska Sari E14110110
Agil Hanafi Ibrahim E14110035
Yudha Bayu Jati Nugroho E14110116
Dosen :
Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr
Asisten :
Endrawati, S.Hut
Kurnia Andayani, S.Hut
Bayu Pradana E14080059
Agung Kriswiyanto E14090027
Cecilya Budiaman E14090021
Mawardah Nur H E14100039
Wulandari M E14100047
Dimas Alfred E14100069
Laboratorium Hidrologi Hutan
dan Pengelolaan DAS
Departemen Manajemen Hutan
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daerah
Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu
wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh
punggung-punggung pegunungan (batas topografi) sebagai
tempat menampung dan menyimpan air hujan yang kemudian menyalurkannya (air,
sedimen, dan unsur hara) ke muara (laut) melalui sungai utama (outlet).
Morfometri DAS menjadi salah satu ukuran
kuantitatif karakteristik DAS yang terkait dengan aspek geomorfologi suatu
daerah. Karakteristik DAS terkait dengan proses pengatusan (drainase) air hujan
yang jatuh di dalam DAS. Menjadi suatu parameter karakteristik DAS adalah
luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan
gradien kecuraman sungai. Penentuan morfometri DAS dalam menentukan
karakteristik DAS dapat menggunakan perangkat lunak SIG.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Suatu DAS
mempunyai bagian hulu dan bagian hilir. Bagian hulu suatu DAS menjadi suatu
wilayah daratan bagian dari DAS yang dicirikan dengan topografi bergelombang,
berbukit dan atau bergunung, kerapatan drainase relatif tinggi, merupakan
sumber air yang masuk ke sungai utama dan sumber erosi yang sebagian terangkut
menjadi sedimen daerah hilir sedangkan bagian hilir DAS menjadi suatu wilayah
daratan bagian dari DAS yang dicirikan dengan topografi datar sampai landai,
merupakan daerah endapan sedimen atau aluvial.
Tujuan
1.
Melakukan Penentuan morfometri DAS yang menggambarkan
karakteristik DAS menggunakan perangkat lunak SIG
2.
Menentukan bagian hulu
dan hilir DAS/ sub DAS
TINJAUAN
PUSTAKA
DAS (Daerah aliran sungai)
merupakan area lahan yang terisi oleh air karena pemisah topografi, yang
mengalir pada suatu tempat yang sama. John Wesley Powell, Ilmuan geographic,
menyatakan DAS adalah lahan area, yang dibatasi oleh sistem hidrologi, dimana
semua makhluk hidup sekitar aliran sungai yang terikat kuat dengan aliran
airnya, sebagai manusia yang menetap, logika sederhana yang menuntun agar
aliran sungai tersebut menjadi bagian dari masyarakat. DAS memiliki segala
bentuk dan ukuran yang berbeda, dapat menyebrangi daerah, Negara, dan
batas-batas nasional (epa.gov)
Menurut BPDAS solo
(bpdas-solo.sim-rlps.dephut.go.id) Bagian Hulu DAS adalah suatu wilayah daratan
bagian dari DAS yang dicirikan dengan topografi bergelombang, berbukit dan atau
bergunung, kerapatan drainase relatif tinggi, merupakan sumber air yang masuk
ke sungai utama dan sumber erosi yang sebagian terangkut menjadi sedimen daerah
hilir. Sedangkan Bagian Hilir DAS adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS
yang dicirikan dengan topografi datar sampai landai, merupakan daerah endapan
sedimen atau aluvial.
Selain itu, Pembagian Daerah
Aliran Sungai berdasarkan fungsi Hulu, Tengah dan Hilir yaitu: Bagian hulu
didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi
lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan
dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air
(debit), dan curah hujan.
Bagian tengah didasarkan
pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat
bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari
kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air
tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk,
dan danau.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Bagian hilir didasarkan pada
fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi
kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait
untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
Analisis morfometri dapat
dimanfaatkan dalam pengelolaan DAS. Interaksi antara kondisi geomorfologi
dengan karakteristik hidrologi dapat dicerminkan dari kondisi morfometri DAS.
Akhir-akhir ini banyak penelitib menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)
sebagai alat yang sangat bermanfaat untuk melakukan analisismorfologi DAS,
misalnya Chakraborty (2002), Sreedevi (2009), dan Shinde (2010). Salah satu
aplikasi dariparamater mofometri DAS adalah untuk menduga respon hidrologi
terhadap curah hujan di kawasan tersebut.Penentuan subDAS prioritas dilakukan
untuk memberikan penilaian pada tiap subDAS sehingga dariperingkatnya dapat
ditentukan subDAS mana yang harus diprioritaskan untuk dikelola terkait dengan
konservasisumberdaya alam dan mitigasi bencana banjir bandang. Sebagai salah
satu upaya mengurangi risiko akibat banjirbandang, maka analisis morfometri
perlu dilakukan. Analisis morfometri dapat menjadi langkah awal dalammemahami
dinamika suatu DAS. Selain itu, morfometri dapat menjadi salah satu cara untuk
mengetahui proses dan karakteristik dari suatu DAS (Mesa, 2006 dan Triatmodjo,
2009) serta memudahkan dalam memahami karakteristik geologi dan hidrologinya
(Strahler, 1964).
Setelah mengetahui
morfometri DAS, selanjutnya kita dapat menentukan luas DAS tersebut dengan
menggunakan aplikasi GIS seperti arcgis. Software ArcGis dapat menghitung
luasan suatu polygon, maupun kelilingnya, dalam satuan skala tertentu dengan
sistem koordinat UTM, selanjutnya dapat menghitung luas areal polygon dinamakan
Shape Areal pada ArcGis 10, dan keliling polygon tersebut dinamakan Shape
Length. Polygon merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dan bertemu
dititik awal sehingga, polygon tersebut tertutup dan memiliki luas areal dan
kelilingnya.
METODOLOGI
1.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Pengelolaan Ekosistem Hutan dan Daerah Aliran Sungai dilaksanakan pada hari
Kamis 6 Maret 2014 Pukul 09.00-12.00 WIB di Rk Auditorium 1 Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
2.
Alat
dan Bahan
a. Alat
yang diperlukan pada praktikum ini adalah:
-
Laptop
-
Alat tulis
b. Bahan
yang diperlukan pada praktikum ini adalah:
-
Software Arcgis
-
Data sub_das_utm.shp
(data praktikum minggu ke-3)
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
3.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :
a. Membuka
ArcMap pada menu Start
b. Menambahkan
data sub_das_utm.shp
c. Klik
menu ArcToolbox » Spatial Statistics Tools » Measuring Geographic Distributions
» Central Feature » Pada kolom :
-
Input Feature Class : sub_das_utm.shp
-
Output Feature Class : Central Feature (pada folder penyimpanan
yang sama)
-
Distance Method : Manhattan Distance
Setelah itu klik OK
d. Maka
akan nampak titik berat di tengah-tengah sub das (hasil Central Feature)
e. Untuk
merubah hasil Central Feature dari Polyon menjadi Point:
-
Klik menu ArcToolbox »
Data Management Tools » Features » Feature to Point » Pada kolom :
Input Features : Central Feature
Output Feature Class : Point
Setelah itu klik OK
f. Memilih
menu Reactangle (paling bawah) untuk memposisikan titik berat pada
tengah-tengah kotak (Reactangle)
g. Klik
kana pada warna Point » Pada kolom:
-
Fill Color : No Color
-
Outline Width : 2
-
Outline Color : Red
Setelah itu klik OK
h. Memperbesar
kotak (Reactangle) dengan mengatur skala kemudian titik berat dipaskan kembali pada
titik tengah kotak (Reactangle) tersebut.
i.
Klik menu Drawing
(pojok kiri bawah) » Convert Graphics to Features » Pada Kolom:
-
Convert : Polygon graphics
-
Memberi tanda ceklis
pada Selected graphics only (1 selected)
-
Memilih the data frame
pada Use the same coordinate system as
-
Output Shapefile : Clip_data
Setelah itu klik OK
j.
Menghapus tanda ceklis
pada semua layer, kemudian delete kotak (Reactangle)
k. Mengaktifkan
layer Clip_data kemudian menggantikan warna
l.
Klik menu Toolbox »
Data Management Tools » Generalization » Dissolve » Pada Kolom:
-
Input Features : sub_das_utm
-
Output Feature Class : subdas_disslove
-
Ceklis FID pada
Disslove_Field
Setelah itu klik OK
m. Untuk
memotong das hulu: mengaktifkan layer clip_data dan sub_das_disslove » Klik
menu ArcToolbox » Analysis Tools » Extract » Clip » Pada Kolom:
-
Input Features : sub_das_disslove
-
Clip features : Clip_data
-
Output Feature Class : das_hulu
Setelah itu klik OK
n. Untuk
menghilangkan bagian klip hilir: Klik menu ArcToolbox » Analysis Tools »
Overlay » Erase » Pada Kolom:
-
Input Features : sub_das_disslove
-
Erase Features : Clip_data
-
Output Feature Class : das_hilir
Setelah itu klik OK
o. Klik
kanan pada layer das_hilir » Open attribute table » Add field » Keterangan
(text) » OK
p. Klik
kanan pada Keterangan » Field Calculator » Type : Number » Pada kolom
keterangan mengisikan : “Sub Das Hilir” » Ceklis pada Calculate selected
records only » klik OK
q. Lakukan
hal yang pada “Sub Das Hulu”
r.
Untuk menggabungkan
keterangan yang ada pada Das Hulu dan Hilir: klik menu ArcToolbox » Analysis
Tools » Overlay » Union » Pada kolom:
-
Input Features : das_hulu , das_hilir
-
Output Feature Class : DAS_Union
Setelah itu klik OK
s. Untuk
menghitung luas:
-
open attribute table
pada DAS_Union » Option » Add field » Luas (type : double) » OK
-
Klik kanan pada luas »
Calculate geometry dengan property: area dan Unit : hectares [ha]
-
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Menentukan hulu dan hilir sebuah DAS pernah dipelajari dalam
mata kuliah hidrologi dengan berdasarkan titik berat. Namun dalam praktikum Pengelolaan
Ekosistem Hutan dan Ekosistem DAS dianalisis menggunakan software ArcGIS 9.3.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah add file subdas yang berupa data raster menjadi data UTM.
Gambar 1. Sub DAS UTM
Kemudian setelah
muncul gambar subdas, buka Arc Toolbox , klik Spatial Statistics Tools dan
measuring geographic distribution lalu pilih central feature. Kegunaan dari
Spatial statistics tool adalah untuk membuat kesimpulan distribusi spasial dari
suatu objek, misalnya pada praktikum ini yang digunakan adalah central feature atau mencari pusat /
titik tengah objek. Kemudian pada pada kotak dialog central
feature input datanya adalah subdas UTM, kemudian outputnya adalah
central_feature , dan distance methodnya adalah Manhattan seperti gambar di
bawah ini.
Pada perhitungan jarak terdapat dua
metode, yaitu Manhattan dan Euclidean, metode Manhattan merupakan metode
penghitungan jarak antara centroid dengan suatu data, selain itu metode
Manhattan memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi outliers. Metode yang sering digunakan adalah metode Euclidean
karena jarak yang diperhitungkan merupakan jarak terpendek antara dua titik
(MacQueen 1967).
Gambar 2. Hasil central feature
Pusat DAS yang sudah terbentuk
kemudian akan diubah ,menjadi titik menggunakan Data Management Tools
kemudian pilih features lalu features to
point input datanya adalah central_features, output nya adalah point, hasilnya
dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar 3. Hasil feature to point
Kemudian setelah muncul gambar di atas
pilih gambar rectangle pada kiri bawah dan drag hingga menutupi bagian atas DAS
dan memastikan bahwa point berada tepat di tengah.. Setelah itu klik kanan,
Properties, fill color pilih no color, dan pilih outline warna merah. Untuk
memastikan bahwa langkah tersebut teliti, peta DAS dapat di zoom hingga skala
tertentu.
Gambar 4. Hasil rectangle di point
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Apabila rectangle sudah berbentuk
seperti diatas, pilih drawing yang berada di sebelah kiri bawah kemudian
klik convert graphic to feature, kemudian source datanya adalah subdas_project
kemudian unchecklist, delete dan checklist ig (shp polygon), hingga muncul
gambar seperti dibawah ini.
Gambar 5. Tampilan clip
Langkah
selanjutnya adalah memotong raster dengan cara pilih Spatial analyst tool
kemudian pilih extraction, dan extract by mask . Kemudian pilih indeks, klik
dissolve (management) data input yang dihunakan adalah subdas UTM dan output nya adalah sundas_dissolve, maka
data pada tabel yang digunakan adalah FID (batas luar).
Gambar 6. Hasil subdas dissolve
Gambar 7. Atrribut dissolve
Pada gambar
diatas terdapat 3 kolom yaitu, FID, shape, dan ID. FID merupakan batas luar, Id
merupakan isi informasi dan shape adalah bentuk (shp). Langkah selanjutnya
adalah memotong peta DAS menggunakan Arc Toolbox kemudian Analysis tool, pilih
extract, kemudian pilih clip. Input feature yang digunakan adalah
subdas_dissolve, clip feature adalah clip data, ouput feature class adalah DAS
Hulu dan hasilnya seperti gambar di bawah ini.
Gambar 8. DAS
hulu
Setelah DAS hulu, kemudian
menghilangkan clip bawah untuk menampilkan DAS hilir. Pilih Analyst tool
kemudian pilih overlay, kemudian erase. Input feature yang digunakan adalah
subdas_dissolve, erase :clip data dan output nya adalah DAS Hulu. Kemudian pada
DAS hilir klik kanan open attribute kemudian pilih option, add field, namanya
adalah ket dan type nya adalah text, kemudian short kolom ket kemudian klik
kanan, filed calculator, kemudian tulis pada kotak bagian kiri bawah text yang
ingin ditulis tetapi menggunakan tanda kutip
“…”.
Gambar 9.
Atribut di DAS hilir
Gambar 10.
Atribut di DAS Hulu
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Pilih Analysis Tools kemudian pilih
overlay klik Union, input data yang digunakan adalah DAS hulu dan DAS hilir,
sedangkan outputnya adalah DAS_Union. Dari DAS Union tersebut dapat diperoleh
luas hulu dan hilir sungai pada tabel atribut seperti di bawah ini.
Gambar 11.
Atribut luas hulu dan hilir DAS
Berdasarakan tabel di atas dapat
diketahui bahwa luas hulu dan hilir DAS adalah 2000.000.000 m2 yang terbagi
sama rata.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini
adalah penentuan hulu dan hilir DAS dengan Software ArcGIS 9.3 merupakan salah satu
alternative cara dari sekian cara penentuan hulu dan hilir DAS. Namun pada
intinya setiap objek yang di tentukan harus seimbang antara luasan bagian atas
dan bagian bawah DAS yang diukur. Sehingga hasil pembagian hulu dan hilir
representative.
DAFTAR
PUSTAKA
BPDAS Solo.
2014. Pengertian – pengertian DAS dan Seputarnya. [Online]. [Terhubung
berkala]. http://bpdas-solo.sim-rlps.dephut.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=56&Itemid=68. 11 Maret 2014
MacQueen, J.B.1967. Some methods for classification
and Analysis Multivariate Observation. Proceedings of 5-th Berkeley Symposium
and Mathematical Statistics and Probability. Berkeley. University of California
Press, 1:281-297
Mesa, L.M.
2006. Morphometric Analysis of a Subtropical Andean basin (Tucuman, Argentina).
EnvironmentalGeology, 50,pp. 1235-1242
Strahler,
A.N. 1964.Quantitative Geomorphology of Drainage Basins and Channel Networks;
Handbook of applied hydrology. McGraw- Hill Book Cooperation, New York
Triadmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta:
Beta Offset.
bisa dikirim mas via email, post ini? karena gambarnya sudah tidak bisa dilihat lagi
ReplyDeleteBisa,
DeleteSilahkan emailnya, nanti saya kirimkan soft filenya,
bolehkah saya di kirim juga?.
ReplyDelete[email protected] trimakasih
Boleh, Silahkan tunggu ya,
DeleteTerima Kasih Kembali, semoga bermanfaat
Sudah dikirim,
DeleteSilahkan Cek Email,
boleh minta kak
DeleteBoleh,
DeleteApakah ada email yang bisa diinfokan?
Saya kirimkan via email softfilenya,
Terima Kasih.
bisa dikirim mas via email, post ini? karena gambarnya sudah tidak bisa dilihat lagi, [email protected]
ReplyDelete