Pendiri Tak Terima OpenAI Terancam Berurusan dengan Hukum, Ghibli Bisa Gunakan Undang-undang Hak Cipta AS
![]() |
Pendiri Studio Ghibli Hayao Miyazaki Mengritik Tre di OpenAI. (instagram.com/hayao.miyazaki.ghibli) |
YUDHABJNUGROHO – Fitur terbaru yang ada dalam ChatGPT-4o memberi kesempatan bagi pengguna untuk membuat gambar dengan estetika Studio Ghibli dan ini telah memicu perdebatan terkait dengan hak cipta.
Meski Studio Ghibli belum mengajukan tuntutan hukum, sejumlah pakar hukum berpendapat bahwa mereka memiliki argumen yang kuat untuk menuntut OpenAI.
Rob Rosenberg, seorang ahli hukum AI dari Showtime, menyatakan bahwa Studio Ghibli bisa menggunakan undang-undang hak cipta di AS untuk menggugat OpenAI atas potensi pelanggaran hak cipta serta praktik promosi yang menyesatkan.
"Di sini, Ghibli dapat memanfaatkan undang-undang tersebut untuk menunjukkan bahwa OpenAI telah terlibat dalam promosi yang tidak benar, pelanggaran hak cipta, dan persaingan yang tidak sehat," ungkap Rob yang dikutip pada hari Jumat, 4 April 2025.
Di AS, ada undang-undang yang dikenal sebagai The Lanham Act yang dapat digunakan untuk menuntut perusahaan yang menggunakan atribut merek dagang tanpa izin.
Dalam kasus ini, Ghibli dapat berpendapat bahwa:
OpenAI telah mengadopsi gaya unik Ghibli tanpa izin resmi.
OpenAI telah menghasilkan kebingungan di antara pengguna, seakan-akan fitur ini memiliki dukungan dari Ghibli.
Citra Ghibli bisa terancam karena fitur ini banyak dipakai tanpa persetujuan resmi.
Rob juga menyoroti bahwa pemanfaatan AI untuk meniru estetika seni yang khas bisa dianggap sebagai eksploitasi tanpa memberikan imbalan kepada pemilik aslinya.
"Ghibli bisa berargumen bahwa dengan mengubah foto pengguna menjadi 'Gaya Ghibli', OpenAI telah merugikan reputasi merek Ghibli melalui ChatGPT," jelasnya.
Ini bukan kali pertama OpenAI menghadapi tuntutan hukum terkait dengan masalah hak cipta.
Sebelumnya, New York Times menggugat OpenAI karena diduga menggunakan artikel mereka untuk melatih ChatGPT tanpa izin.
New York Times berpendapat bahwa OpenAI telah mengumpulkan serta menduplikasi berita mereka tanpa memberikan imbalan yang layak.
Jika Ghibli memutuskan untuk mengambil tindakan hukum, mereka bisa menggunakan pendekatan yang mirip, yakni bahwa OpenAI menggunakan dan melatih AI mereka berdasarkan gaya seni Ghibli tanpa persetujuan resmi.
Tapi, apakah Ghibli akan melayangkan gugatan?
Hingga sekarang, Studio Ghibli belum memberikan pernyataan resmi tentang kemungkinan tindakan hukum terhadap OpenAI.
Namun, melihat sikap tegas Hayao Miyazaki terhadap AI, tidak menutup kemungkinan mereka sedang mempertimbangkan tindakan hukum.
Jika Ghibli benar-benar mengajukan gugatan, ini bisa jadi kasus yang signifikan dalam ranah AI dan hak cipta.
Putusan hukum dalam situasi ini bisa memengaruhi bagaimana teknologi AI diperbolehkan untuk menggunakan dan meniru gaya seni di masa mendatang.
Sementara itu, tren gambar Ghibli terus mendapatkan perhatian dalam ChatGPT.
Dunia kini menantikan langkah seperti apa yang akan diambil Studio Ghibli, apakah mereka akan melontarkan tindakan hukum atau membiarkan tren ini berlalu begitu saja.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.