(Kapan) Sunset di Tanah Oligarki : Gaya Baru Pemerintahan Masa Kini - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    (Kapan) Sunset di Tanah Oligarki : Gaya Baru Pemerintahan Masa Kini



        Sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut, mari kita ketahui terlebih dahulu mengenai pengertian ‘Oligarki’. Dalam teori Thomas Aquinas, istilah oligarki dapat disimpulkan berupa kekuasaan kelompok kecil, sedangkan dalam oligarki penguasa negara menindas rakyatnya melalui represi ekonomi. Penguasa oligarki adalah orang – orang yang memiliki harta kekayaan melimpah.
    Oligarki. Ilustrasi. Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fnalarpolitik.com%2Fdemokrasi-oligarki%2F&psig=AOvVaw3hq3ZR1r-kBOPM7O7fYe9y&ust=1601531617839000&source=images&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCJDc-bWYkOwCFQAAAAAdAAAAABAD

       
    Sistem oligarki sangat kental dengan nuansa kekuasaan dan materialitas yang sangat sulit untuk dipecah dan juga diseimbangkan. Jangkauan kekuasaannya pun cukup luas, karena didasarkan pada aset dan nilai kekayaan dari penguasa, serta jaringan dan kemampuannya dalam mengarahkan suatu kebijakan. Meskipun dalam kenyataannya, sekelompok elit ini hanya minoritas dalam suatu komunitas.

         <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
    <ins class="adsbygoogle"
         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352"></ins>
    <script>
         (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
    </script>

        Pertanyaan yang selalu menjadi perdebatan, apakah Indonesia menganut sistem pemerintahan oligarki ini?
        Seperti kita ketahui, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem demokrasi, yang dalam pengertian mudah, pemerintahan ini diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat seperti yang dikemukakan oleh Abraham Lincoln, Presiden pertama Amerika Serikat. Sejak awal kemerdekaan, memang telah silih berganti sistem demokrasi ini, mulai dari Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Parlementer, dan Demokrasi Pancasila.
        Entah manapun sistem demokrasi yang pernah dianut negeri ini, kesemuanya mempunyai tujuan memeratakan kekuasaan serta ekonomi, kendati pada akhirnya tujuan tersebut melenceng.
        Sebenarnya sistem pemerintahan oligarki ini mulai ada sejak era Orde Baru yang mana hanya Soeharto, dan kelompoknya sajalah yang berhak mengambil keputusan untuk negeri ini, sentralistik, serta kebijakan penuh dalam segala aspek dan pemerintahan daerah. Namun sistem oligarki yang begitu kokoh dibangun oleh Soeharto ini harus runtuh ketika krisis pada tahun 1998 terjadi.
        Sistem pemerintahan oligarki di Indonesia tidak sepenuhnya hilang pasca reformasi, namun bertransformasi secara rapi seiring dengan pergantian pemimpin di negeri ini. Lantas bagaimana dengan pemerintahan sekarang? Apakah masih menggunakan sistem oligarki?.

         <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
    <ins class="adsbygoogle"
         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352"></ins>
    <script>
         (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
    </script>

        Presiden saat ini berhasil memenangkan kontestasi politik dalam dua periode pemilihan. Menariknya pasangan calon yang dikalahkan adalah nama yang sama. Presiden saat ini dikenal dengan pamornya yang merakyat, dari orang sederhana dan biasa saja sehingga dinilai dapat mengambil hati rakyat kecil.
        Sialnya, seorang pemimpin yang lahir dari rakyat membutuhkan kelas oligarki tersebut demi mewujudkan cita – cita dan aspirasi rakyat yang diembannya. Terlebih saat ini, kaum elit tersebut banyak mengisi jabatan di pemerintahan, sebagai anggota legislatif maupun eksekutif. Sehingga setiap keputusan yang katanya ‘atas nama rakyat’ tetap dipengaruhi oleh sistem oligarki yang sedemikian rapi.
        Seperti contoh, saat banyak massa mendemo atas pengesahan UU Omnibus Law yang diduga lebih banyak berpihak pada pengusaha dibandingkan pekerja, tetap saja pembahasan dilanjutkan, karena para pengusaha tersebutlah yang berkepentingan mengatur pemerintahan demi kelancaran bisnis mereka. Dan para anggota dewan yang terhormat pun merasa kehadiran mereka di gedung parlemen juga berkat ‘sumbangan’ dari para pengusaha.
        Hal inilah yang mungkin sedang terjadi dalam roda pemerintahan negeri ini, yang mana hubungan pemimpin dengan kelompok oligarki memaksa sang pemimpin membuat keputusan – keputusan yang ditekan dan diintervensi oleh kelompok tersebut. Selain itu dengan bergabungnya kelompok oposisi ke dalam lingkup pemerintahan, dikhawatirkan akan terjadi kesenjangan dalam berdemokrasi karena tidak ada check and balance yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini yang diduga akan menjadi jalan mulus bagi kelompok tersebut untuk mendapatkan kekuasaan abadi.

         <script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
    <ins class="adsbygoogle"
         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352"></ins>
    <script>
         (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
    </script>

        Rakyat saat ini sedang menanti terbenamnya matahari sebagai penanda pergantian hari, dan menunggu hari esok, berharap akan jauh lebih baik.
        ---------------
        Schrijver.
        Copyright. ©. 2020. Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.
        Subscribe.

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad