Menjadi Pahlawan O2 - yudhabjnugroho™

Header Ads

  • Breaking News

    Menjadi Pahlawan O2

    Menjadi Pahlawan O2
     
    Oleh :
    yudha bj nugroho
    (Civitas Akademika Institut Pertanian Bogor - KPSI)

    Isu Pemanasan Global atau Global Warming, saat ini sedang gencar-gencarnya terdengar, baik di media cetak atau media elektronik. Hal ini sejalan pula dengan tidak menentunya cuaca beberapa tahun terakhir ini. Jumlah penduduk bumi semakin hari, semakin bertambah banyak. Menurut data Divisi Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 1 Juli 2015 diperkirakan sebesar 7,324,782,225 jiwa.

    Jumlah penduduk yang sangat besar ini tentunya akan mengakibatkan pembangunan semakin berkelanjutan dan kehidupan modern yang maju, namun dampaknya pada lingkungan justru sebaliknya.  Pembangunan tentunya membutuhkan lahan sebagai objeknya, jika lahan di perkotaan yang menjadi 'sasaran utama' sudah tidak memadai, bukan tidak mungkin lirikan akan mengarah pada lahan-lahan di pedesaan yang masih 'menganggur' untuk ditanamai beton.

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">


    Padahal jika dilihat, lahan tersebut masih merupakan lahan produktif pertanian, dengan kondisi subur, iklim baik dan masyarakat yang masih menjunjung tinggi profesi tani. Entah apa yang menjadi pemikiran para penguasa (pemimpin negeri), mereka berpikir dengan memberikan ganti rugi berupa 'UANG' sudah cukup untuk membeli lahan tersebut. Mereka berpikir untuk membeli kesejahteraan mereka secara mudah. Coba perhatikan contoh pembangunan (penghancuran red.) pulau buatan di jakarta utara yang mengorbankan masyarakat nelayan dan proyek pembangunan (penghancuran red.) bandara Jawa Barat yang mengorbankan petani beserta lahan suburnya.

    Hancurnya lingkungan dengan dalih pembangunan, tentunya juga mengakibatkan menipisnya oksigen dan udara segar yang dihirup manusia. Coba difikirkan, lahan pertanian menipis tentunya makanan juga menipis, hutan dibabat untuk lokasi perumahan, tentunya udara segar juga menipis, polusi udara semakin tinggi, tentunya pemanasan global semakin memuncak. duh manusia... 

    Sebenarnya pembangunan itu baik, namun juga dalam batas yang wajar, jangan berlebihan. Sesuatu yang baik, namun terlalu berlebihan akan menjadi hal buruk juga. Membangun namun juga disertai menjaga lingkungan tentunya akan menjadi nilai tambah. Menjadi Pahlawan O2 dengan menanam pohon, meskipun tidak memberi dampak cepat, namun setidaknya kita berusaha untuk memperbaiki dan menjaga alam. Seperti dikemukakan oleh Bapak Ahmad Fauzi selaku Estate Manager Sektor Unit Kesatuan Kelestarian II Sepaku PT ITCI Hutani Manunggal

         style="display:block; text-align:center;"
         data-ad-layout="in-article"
         data-ad-format="fluid"
         data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
         data-ad-slot="6345313352">

    Berbanggalah bahwa sesungguhnya ada satu tugas
    mulia yang telah dijalankan dan selalu dijalankan
    sepanjang waktu selama masih terus dan terus
    menanam (saat ini Acacia dan mungkin ke depan
    Eucalyptus), adalah sebutan lain yang penulis
    beranikan diri untuk menyebutnya sebagai
    ”Pahlawan O2”. Sebab dengan selalu menanam
    pohon, berarti akan banyak menghasilkan hijau
    daun, dan akan makin banyak menghasilkan O2,
    yang menjadi kebutuhan dasar setiap manusia dan
    makhluk hidup lainnya di dunia ini dan saat ini
    masih menjadi issue hangat tentang global
    warming dan para rimbawan tersebut telah
    menjawabnya dengan aksi kongkrit dengan
    menanam dan menanam terus tanpa berteriakteriak
    meng-claim sebagai ”Pahlawan O2”.

    ----------
    yudha bj nugroho
    Januari-2017

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad