PAPER PRAKTIKUM BIOMETRIKA HUTAN Kelompok 7 (senin) DOSEN Dr. Ir. Budi Kuncahyo >> MODEL SIMULASI PENGELOLAAN HUTAN (KOMODITAS PERTANIAN/AGROFORESTRY) DI SUATU KPH PERUM PERHUTANI
TUGAS BIOMETRIKA HUTAN
MODEL SIMULASI PENGELOLAAN HUTAN (KOMODITAS PERTANIAN/AGROFORESTRY) DI
SUATU KPH PERUM
PERHUTANI
Tim
Penyusun : Kelompok 7
1. Rio Andreas E14100029
2. Agus Saeful Rizal N E14110067
3. Ida Made Baskara E14110095
4. Rachma Aprillia U E14110096
5. Uvi Ni’matul A E14110105
Dosen :
Dr Ir Budi Kuncahyo,
MS
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
PENDAHULUAN (file asli unduh disini)
Latar
Belakang
Perum Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang
kehutanan memiliki visi dan misi yaitu menjadi pengelola hutan lestari untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengelolaan sumberdaya hutan dengan prinsip
pengelolaan lestari ini berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung
daerah aliran sungai, meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu,
ekowisata, jasa lingkungan, agroforestry serta potensi usaha berbasis kehutanan
lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan
berkelanjutan (Perhutani 2011).
Perum Perhutani dalam usaha
produksinya memproduksi berbagai jenis hasil hutan baik kayu maupun bukan
kayu.Dilihat dari kawasan pangkuan yang cukup luas dan potensi sumberdaya hutan
yang ada, salah satu potensi yang dapat dikembangkan yaitu berupa komoditas pertanian,
pengembangan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan di bawah tegakan.
Dengan pengembangan pengelolaan agroforestry ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Oleh karena
itu dibutuhkan suatu analisis manfaat dan biaya dari beberapa variabel ekonomi
melalui pendekatan pemodelan sistem, pada penelitian ini dilakukan pemodelan
sistem untuk simulasi pengelolaan hutan di suatu KPH Perum Perhutani dengan menggunakan
beberapa skenario pengelolaan hutan.
Tujuan Penelitian
1.
Menyusun dan membuat model simulasi pengelolaan hutan.
2.
Menentukan model pengelolaan hasil hutan terbaik di suatu KPH Perum
Perhutani dengan berbagai skenario pengelolaan hasil hutan
(komoditas pertanian/Agroforestry).
Tempat
dan Lokasi Penelitian
Pembuatan paper ini dilaksanakan pada Senin, 8 Desember 2014 di ruangan
RK X 303 Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Metode Pengumpulan
Data
Data
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data sekunder dari berbagai literatur.
Prosedur
Analisis Data
Prosedur analisis
data meliputi:
1.
Identifikasi isu, tujuan, dan
batasan
2.
Konseptualisasi model yaitu
penyusunan model simulasi sesuai dengan tujuan dan batasan yang telah
ditentukan sebelumnya menggunakan ragam metode seperti diagram stok (stock)
dan aliran (flow).
3.
Spesifikasi model yaitu perumusan
terhadap model yang telah dibangun dan kemudian membangun model kuantitatifnya.
Basic time unit yang digunakan adalah tahun.
4.
Evaluasi model yang berfungsi
membandingkan kewajaran dan kelogisan model dengan data sebenarnya di lapangan.
Pada tahap evaluasi model ini
dilihat kelogisan model berdasarkan grafik pendapatan bersih.
5.
Penggunaan model, pada tahap ini
dibuat skenario-skenario pengelolaan hutan ke depan. Skenario-skenario yang
digunakan antara lain:
a.
Skenario pengelolaan hasil hutan
yang dikelola dibatasi hanya jahe merah.
b.
Skenario pengelolaan hasil hutan
yang dikelola dibatasi hanya buah mahkota
dewa.
c.
Skenario pengelolaan hasil hutan
yang dikelola dibatasi hanya kacang
tanah.
d.
Skenario pengelolaan hasil hutan yang berupa kombinasi ketiga komoditas.
6.
Kelayakan finansial
Analisis kelayakan usaha
dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha pengelolaan hutan. Kriteria yang
digunakan antara lain Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR).
a.
Net Present Value (NPV)
Keterangan:
Bt
= pendapatan (benefit) pada tahun ke-t
Ct
= biaya (cost) pada tahun ke-t
i
= suku bunga (discount rate) (%)
Dalam
metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi, sebagai berikut:
·
NPV > 0, maka proyek
menguntungkan dan dapat dilaksanakan.
·
NPV = 0, maka proyek tidak
menguntungkan dan tidak rugi, sehingga tergantung pihak manajemen perusahaan.
·
NPV < 0, maka proyek lebih baik
tidak dilaksanakan karena mengalami kerugian.
b.
Benefit Cost Ratio (BCR)
Keterangan
:
Bt
= pendapatan (benefit) pada tahun ke-t
Ct
= biaya (cost) pada tahun ke-t
t
= umur proyek (tahun)
i
= suku bunga (discount rate) (%)
BCR
> 1, maka proyek layak atau menguntungkan.
BCR
< 1, maka proyek tidak layak atau tidak
menguntungkan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Penyusunan Model Simulasi Pengelolaan Hutan
Identifikasi
Isu, Tujuan, dan Batasan
Isu
yang diangkat ke dalam pemodelan simulasi ini yaitu peningkatan pendapatan KPH Perum Perhutani dengan
mengembangkan kegiatan usaha agroforestry-nya, sedangkan tujuan dari penyusunan model ini adalah membuat model
simulasi pengelolaan hutan
dan menentukan model simulasi terbaik berdasarkan NPV dan
BCR yang diperoleh dari beberapa skenario pengelolaan hutan yang telah
dirancang. Pembuatan model ini juga memperhatikan potensi tegakan, perubahan
volume produksi, suku bunga, dan jangka waktu pengelolaan hutan.
Batasan-batasan yang digunakan dalam penyusunan model simulasi ini antara lain:
1.
Harga adalah bentuk nominal yang
digunakan untuk menilai suatu komoditas dalam satuan rupiah.
2.
Suku bunga yang digunakan adalah
suku bunga Bank Nasional Indonesia (BNI) yaitu sebesar 13%.
3.
Jangka waktu yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sepuluh tahun mulai tahun 2014 sampai tahun 2023.
Formulasi
Model Konseptual
Model simulasi
pengelolaan hutan ini terdiri dari dari model utama dan beberapa sub model
yaitu:
1.
Submodel pengelolaan usaha kacang tanah.
2.
Submodel pengelolaan usaha jahe merah.
3.
Submodel pengelolaan usaha mahkota dewa.
4.
Model pengelolaan usaha Perhutani (model utama).
Spesifikasi Model
1. Submodel pengelolaan usaha kacang
tanah (Arachishypogaea L)
Kacang tanah merupakan salah
satu komoditas pangan yang banyak digunakan dan dikonsumsi masyarakat. Dewasa ini
kebutuhan kacang tanah semakin meningkat. Dalam penggunaan sehari-hari, biji kacang
tanah dapat dikonsumsi langsung dalam bentuk kacang goreng, kacang rebus, bumbu
dan sebagainya, sedangkan untuk industry biasa dipakai dalam pembuatan minyak
goreng. Harga kacang tanah saat ini sekitar Rp 8000. Biaya-biaya yang digunakan
dalam konseptualisasi sub model pengelolaan usaha kacang tanah diasumsikan berdasarkan biaya atau
harga yang berlaku pada saat ini. Konseptualisasi sub model pengelolaan
usaha kacang tanah dapat dilihat pada
gambar 1 berikut ini.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Gambar 1. Submodel pengelolaan usaha kacang
tanah (Arachishypogaea L)
2.
Submodel pengelolaan usaha Jahe merah (Zingeber officinale)
Jahe
merah (Zingeber officinale) adalah
jahe varietas unggul yang banyak digunakan sebagai minuman kesehatan dan bahan
obat tradisional di Indonesia. Jahe biasanya digunakan sebagai obat masuk
angin, gangguan pencernaan, analgesic, antipiretik dan anti inflamasi karena
memiliki kandungan minyak atsiri. Jahe juga memiliki kandungan fenol yang
bersifat antioksidan (Almasyhuri 2012). Sub model ini bertujuan untuk
mengetahui nilai ekonomis dari usaha pengelolaan jahe. Submodel ini terdiri
dari beberapa komponen yaitu pengeluaran jahe meliputi biaya bibit, biaya
pemeliharaan, dan biaya tenaga kerja. Komponen pemasukan jahe terdiri dari
volume produksi jahe per ha dan harga jahe per kg. Berikut volume produksi jahe
per ha dan harga jahe di pasaran pada waktu penelitian secara berturut-turut
yaitu 8000 ton/ha dan Rp 10 000/kg. Konseptualisasi submodel pengelolaan usaha jahe merah disajikan
pada Gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2. Submodel pengelolaan usaha Jahe merah (Zingeber officinale)
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
3. Submodel pengelolaan usaha Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa)
Mahkota dewa merupakan tanaman
popular yang memiliki banyak khasiat diantaranya untuk mengobati alergi,
kanker, asam urat. Sub model ini bertujuan untuk
mengetahui nilai ekonomis dari usaha pengelolaan mahkota dewa. Submodel ini terdiri dari beberapa komponen
yaitu pengeluaran meliputi biaya bibit, biaya pemeliharaan, dan biaya tenaga
kerja, dan biaya pemupukan. Harga buah
mahkota dewa per kilogram yaitu Rp 10.000 dengan hasil produksi 500ton/ha. Konseptualisasi submodel pengelolaan usaha mahkota dewa disajikan
pada gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Submodel pengelolaan usaha Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa)
4. Model pengelolaan usaha agroforestry
KPH Perum Perhutani
Model
ini menggambarkan neraca keuangan di
suatu KPH Perum Perhutani secara keseluruhan dengan
beberapa nilai dan parameter ekonomi yang terdapat di dalamnya sebagai suatu
perusahaan kehutanan yang dilihat
berdasarkan komoditas agroforestrynya. Model ini terdiri
dari beberapa driving variable yang
meliputi pemasukan kacang tanah, pemasukan jahe merah, pemasukan mahkota dewa, biaya usaha (BU), pengeluaran kacang tanah, pengeluaran jahe merah, dan pengeluaran mahkota dewa, dan terdiri
dari sebuah material transfer. Semua driving
variable tersebut berupa variabel terdiskonto yang telah dipengaruhi oleh
jangka waktu proyek dan suku bunga. Sedangkan material transfer yaitu In laba
rugi akan menyalurkan besarnya keuntungan setiap tahunnya ke state variable
yaitu NPV KPH Perum Perhutani. Seluruh driving variable yang
berisi data pemasukan akan terakumulasi pada auxiliary variable pemasukan Perhutani. Begitu juga dengan seluruh driving
variable yang berisi data pengeluaran akan terakumulasi pada auxiliary variable
pengeluaran KPH Perum Perhutani. Kedua auxiliary variable
inilah yang akan menjadi dasar dalam menentukan variabel akhir yaitu NPV dan
BCR KPH Perum Perhutani. Model pengelolaan KPH
Perum Perhutani ini merupakan model utama yang nantinya
akan dikembangkan pada penggunaan model menjadi beberapa skenario pengelolaan
untuk menentukan skenario terbaik bagi pengelolaan perusahaan. Konseptualisasi
model pengelolaan usaha kombinasi ketiga
komoditas dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:
Gambar 4. Model
pengelolaan usaha agroforestry KPH
Perum Perhutani
Evaluasi Model
Evaluasi model
dilakukan untuk menilai kelogisan model yang telah dibuat. Berdasarkan grafik dapat
dilihat jika pendapatan bersih KPH Perum Perhutani akan terus meningkat jika komponen
yang digunakan tetap. Grafik hasil simulasi pada model pengelolaam usaha
agroforestry yaitu gabungan ketiga komoditas dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 1. Evaluasi model pengelolaan Agroforestry KPH Perum Perhutani
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Penggunaan Model
Penggunaan
model dilakukan untuk menerapkan model ke dalam skenario-skenario yang telah
dirancang sebelumnya. Penggunaan model dalam berbagai skenario ini digunakan
untuk mencapai tujuan dari penelitian yaitu memperoleh rekomendasi pengelolaan
usaha terbaik terutama dari segi kelestarian ekonomi perusahaan.
Pemilihan Skenario terbaik
Pemilihan
skenario terbaik dilakukan dengan membandingkan nilai kelayakan usaha yang
terdapat pada masing-masing skenario, dan memilih skenario pengelolaan usaha yang
memiliki NPV dan BCR tertinggi.
Tabel 1. Skenario Pengelolaan Kacang Tanah
Analisis Kelayakan Usaha Skenario Model Pengelolaan Kacang tanah
|
||||
Tahun
|
Pemasukkan Terdiskonto
|
Pengeluaran Terdiskonto
|
NPV
|
BCR
|
2014
|
12,000,000.00
|
10,800,000.00
|
1,200,000.00
|
1.1
|
2015
|
13,560,000.00
|
12,204,000.00
|
1,356,000.00
|
1.1
|
2016
|
15,322,800.00
|
13,790,520.00
|
1,532,280.00
|
1.1
|
2017
|
17,314,764.00
|
15,583,287.60
|
1,731,476.40
|
1.1
|
2018
|
19,565,683.32
|
17,609,114.99
|
1,956,568.33
|
1.1
|
2019
|
22,109,222.15
|
19,898,299.94
|
2,210,922.21
|
1.1
|
2020
|
24,983,421.03
|
22,485,078.93
|
2,498,342.10
|
1.1
|
2021
|
28,231,265.77
|
25,408,139.19
|
2,823,126.58
|
1.1
|
2022
|
31,901,330.31
|
28,711,197.28
|
3,190,133.03
|
1.1
|
2023
|
36,048,503.26
|
32,443,652.93
|
3,604,850.33
|
1.1
|
Tabel 2. Skenario Pengelolaan Jahe Merah
Analisis Kelayakan Usaha Skenario Model Pengelolaan Jahe Merah
|
||||
Tahun
|
Pemasukkan Terdiskonto
|
Pengeluaran Terdiskonto
|
NPV
|
BCR
|
2014
|
80,000,000.00
|
33,400,000.00
|
46,600,000.00
|
2.4
|
2015
|
90,400,000.00
|
37,742,000.00
|
52,658,000.00
|
2.4
|
2016
|
102,152,000.00
|
42,648,460.00
|
59,503,540.00
|
2.4
|
2017
|
115,431,760.00
|
48,192,759.80
|
67,239,000.20
|
2.4
|
2018
|
130,437,888.80
|
54,457,818.57
|
75,980,070.23
|
2.4
|
2019
|
147,394,814.34
|
61,537,334.99
|
85,857,479.35
|
2.4
|
2020
|
166,556,140.21
|
69,537,188.54
|
97,018,951.67
|
2.4
|
2021
|
188,208,438.44
|
78,577,023.05
|
109,631,415.39
|
2.4
|
2022
|
212,675,535.43
|
88,792,036.04
|
123,883,499.39
|
2.4
|
2023
|
240,323,355.04
|
100,335,000.73
|
139,988,354.31
|
2.4
|
Tabel 3. Skenario Pengelolaan Mahkota Dewa
Analisis Kelayakan Usaha Skenario Model Pengelolaan Mahkota Dewa
|
||||
Tahun
|
Pemasukkan Terdiskonto
|
Pengeluaran Terdiskonto
|
NPV
|
BCR
|
2014
|
5,000,000.00
|
3,224,150.00
|
1,775,850.00
|
1.6
|
2015
|
5,650,000.00
|
3,643,289.50
|
2,006,710.50
|
1.6
|
2016
|
6,384,500.00
|
4,116,917.13
|
2,267,582.87
|
1.6
|
2017
|
7,214,485.00
|
4,652,116.36
|
2,562,368.64
|
1.6
|
2018
|
8,152,368.05
|
5,256,891.49
|
2,895,476.56
|
1.6
|
2019
|
9,212,175.90
|
5,940,287.38
|
3,271,888.52
|
1.6
|
2020
|
10,409,758.76
|
6,712,524.74
|
3,697,234.02
|
1.6
|
2021
|
11,763,027.40
|
7,585,152.96
|
4,177,874.44
|
1.6
|
2022
|
13,292,220.96
|
8,571,222.84
|
4,720,998.12
|
1.6
|
2023
|
15,020,209.69
|
9,685,481.81
|
5,334,727.88
|
1.6
|
Tabel 4. Skenario Pengelolaan Agroforestry (gabungan ketiga komoditas)
Analisis Kelayakan Usaha Skenario Model Pengelolaan Agroforestry
|
||||
Tahun
|
Pemasukkan Terdiskonto
|
Pengeluaran Terdiskonto
|
NPV
|
BCR
|
2014
|
108,000,000.00
|
47,424,150.00
|
60,575,850.00
|
2.3
|
2015
|
122,040,000.00
|
53,589,289.50
|
68,450,710.50
|
2.3
|
2016
|
137,905,200.00
|
60,555,897.13
|
77,349,302.87
|
2.3
|
2017
|
155,832,876.00
|
68,428,163.76
|
87,404,712.24
|
2.3
|
2018
|
176,091,149.88
|
77,323,825.05
|
98,767,324.83
|
2.3
|
2019
|
198,982,999.36
|
87,375,922.31
|
111,607,077.05
|
2.3
|
2020
|
224,850,789.28
|
98,734,792.21
|
126,115,997.07
|
2.3
|
2021
|
254,081,391.89
|
111,570,315.20
|
142,511,076.69
|
2.3
|
2022
|
287,111,972.83
|
126,074,456.17
|
161,037,516.66
|
2.3
|
2023
|
324,436,529.30
|
142,464,135.47
|
181,972,393.83
|
2.3
|
Berdasarkan
perbandingan nilai NPV yang terdapat pada tabel yang telah disajikan dapat dikatakan bahwa
semua skenario layak untuk diusahakan. Sedangkan skenario terbaik adalah skenario yang
memiliki nilai NPV dan BCR tertinggi yaitu skenario pengelolaan Agroforestry dengan nilai
NPV sebesar Rp 1 115 791 967,74 dan nilai BCR yaitu 2.3
Besarnya keuntungan ini diperoleh berdasarkan analisis finansial yang dilakukan
selama jangka waktu 10 tahun menurut nilai sekarang. Sedangkan nilai BCR > 1 menunjukkan
manfaat yang diterima selama jangka waktu proyek lebih besar dari pada biaya yang
dikeluarkan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
KESIMPULAN (file asli unduh disini)
Suatu KPH Perum Perhutani, selain memanfaatkan kayu sebagai produk penjualan juga dapat
mengembangkan jenis-jenis hasil hutan bukan kayu seperti getah pinus, getah
agathis, umbi-umbian, tanaman obat dan jenis lainnya. Berdasarkan contoh
penelitian yang dilakukan di suatu
KPH Perum Perhutani, kombinasi pengelolaan hutan yang
terbaik yaitu skenario pengelolaan komoditas yang memiliki NPV dan BCR tertinggi. Pada hasil penelitian ini, nilai NPV total dan BCR yang merupakan
model terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu KPH Perum Perhutani adalah model
Agroforestry dengan gabungan ketiga komoditas pilihan. Untuk lebih meningkatkan
pendapatan, dapat dipilih pula komoditas pertanian yang lebih menguntungkan.Pemodelan yang dibuat bermanfaat untuk membuat alternatif tindakan yang maupun memecahkan
masalah yang sedang terjadi di Perum
Perhutani.
DAFTAR PUSTAKA (file asli unduh disini)
[DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2007. Peraturan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.35/Menhut-II/2007 tentang
Hasil Hutan Bukan
Kayu. Jakarta (ID): Departemen Kehutanan RI.
Erniati. 2013. Model Simulasi Pengelolaan Hutan
Di KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Unit I Provinsi Jawa Tengah [skripsi].
Bogor (ID): Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Nugroho
B. 2004. Ekonomi Keteknikan
(Engineering Economic): Analisis Finansial Investasi
Kehutanan & Pertanian. Bogor
(ID): Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
[Perum Perhutani] Perusahaan Umum Perusahaan
Kehutanan Indonesia.2011.Visi Misi dan Budaya Perusahaan. [internet]. [diunduh
2014 Des 8]. Tersedia pada: http://perumperhutani.com/profil/visi-misi-budaya-perusahaan/.2012.
(file asli unduh disini)
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.