MK. Pengusahaan Hutan (MNH 324), Fungsi Pembelanjaan dan Pengertian – Pengertian Dasar dalam Pembelanjaan Manajemen Keuangan
Praktikum : ke-11 Hari/Tanggal : Selasa, 06-05-2014
MK. Pengusahaan Hutan (MNH 324) Ruang
: RK.X.2.03
Bacaan:
1. Fungsi Pembelanjaan dan Pengertian –
Pengertian Dasar dalam Pembelanjaan
2. Manajemen Keuangan
Oleh:
Ima Miratunnisa (E14110034)
Risza Maya
Verdilla (E14110030)
Uvi Ni’matul
Anifah (E14110105)
Sugeng
Ngadiputra (E14110083)
Yudha Bayu Jati
Nugroho (E14110116)
Resume bab 3 “Likuiditas, Solvabilitas, dan
Rentabilitas
A.
Likuiditas
Struktur kekayaan erat hubungannya
dengan struktur modal. Dengan membandingkan elemen – elemen tertentu dari
aktiva di satu pihak dengan elemen – elemen tertentu dari pasiva di lain pihak,
kita akan dapat mengetahui keadaan atau tingkat likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Masalah likuiditas
merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya. Perusahaan
yang mempunyai ‘kekuatan membayar’ belum tentu punya ‘kemampuan membayar’.
‘Kemampuan membayar’ baru terdapat apabila ‘kekuatan membayarnya’ demikian
besar, sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan finansiilnya, perusahaan yang
seperti ini adalah likuid, sedangkan ilikuid merupakan sebaliknya. Apabila
‘kemampuan membayar’ tersebut dihubungkan dengan kewajiban kepada pihak luar
(kreditur) dinamakan ‘likuiditas badan usaha’. Sedangkan apabila kemampuan
membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban finansiil untuk menyelenggarakan
proses produksi, maka dinamakan ‘likuiditas perusahaan’.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Likuiditas
dimaksudkan sebagai perbandingan Antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang
disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah utang lancer di lain
pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan pengeluaran – pengeluaran untuk
menyelenggarakan perusahaan dilain pihak (likuiditas perusahaan). Untuk
mendapatkan kepastian yang lebih besar seringlah kita mengukur tingkat
likuiditas suatu perusahaan, selain dengan current ratio ialah dilengkapi
dengan menggunakan “quick ratio” atau “acid test ratio”. Dengan demikian maka
“quick ratio” atau “acid test ratio” dapat diketahui dengan membandingkan
jumlah kas, efek, piutang di satu pihak dengan utang lancer di lain pihak.
“Quick ratio” kurang dari 1 : 1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat
likuiditasnya. Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan “current
ratio” sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio
suatu perusahaan dapat dipertinggi degan jalan :
1.
Dengan
utang lancer tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancer
2.
Dengan
aktiva lancer tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancer
3.
Dengan
mengurangi jumlah utang lancer, bersama – sama mengurangi aktiva lancer.
Di sector aktiva
lancer
a.
Menjual
aktiva tetap, yang digunakan untuk menambah aktiva lancer
b.
Mendapatkan
tambahan modal sendiri, yang digunakan untuk menambah aktiva lancer
c.
Mendapatkan
tambahan utang jangka panjang, yang digunakan untuk menambah aktiva lancer
Di sector utang
lancer
a.
Menjual
aktiva, yang digunakan untuk melunasi dan membayar utang lancer
b.
Mendapatkan
tambahan modal sendiri yang digunakan untuk mengurangi utang lancer
c.
Mendapatkan
tembahan utang jangka panjang, yang digunakan untuk mengurangi utang lancer
Di sector aktiva
lancer dan utang lancer
Dengan adanya transaksi yang
menyangkut kedua “current accounts” tersebut akan dapat mengakibatkan perubahan
current ratio. Mengukur likuiditas dengan menggunakan “quick ratio” atau “acid
test ratio” sebagai alat pengukurnya, tingkat likuiditas atau “acid test ratio”
dapat diperbesar dengan cara – cara seperti tersebut diatas, tetapi tambahan
dana yang diperoleh hanya ditambahkan pada elemen – elemen “quick assets” saja,
jadi tidak ditambahkan pada inventory.
B.
Solvabilitas
Solvabilitas
suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansiilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu
dilikuidasikan. Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar semua utang – utangnya. Hubungan Antara likuiditas dan
solvabilitas ada 4 kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan :
a.
Perusahaan
yang likuid tetapi insolvable
b.
Perusahaan
yang likuid dan solvable
c.
Perusahaan
yang solvablel tetapi illikuid
d.
Perusahaan
yang insolvable dan illikuid
Perusahaan yang
insolvable maupun yang illikuid, kedua – duanya pada suatu waktu akan
menghadapi kesukaran finansiil, yaitu pada waktu tiba saatnya untuk memenuhi
kewajibannya. Perusahaan yang insolvable tetapi likuid tidak segera dalam
keadaan kesukaran finansiil, tetapi perusahaan yang illikuid akan segera dalam
kesukaran karena segera menghadapi tagihan – tagihan dari krediturnya. “Actual
solvency” berarti solvabilitas, sedangkan “Technical solvency” berarti
likuiditas. Solvabilitas perusahaan dilihat dari neraca likuidasi. Tetapi bila
dilihat dari sudut pandang kontinuitas dan komplementaritas, solvabilitas
dilihat dari nilai aktiva perusahaan dalam keadaan operasi.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
C.
Rentabilitas
Rentabilitas
suatu perusahaan menunjukkan perbandingan Antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut, kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Dengan adanya macam – macam cara dalam penilaian
rentabilitas suatu perusahaan, maka tidak mengherankan kalau ada beberapa
perusahaan yang berbeda – beda dalam cara menghitung rentabilitasnya.
Rentabilitas
ekonomi
Rentabilitas ekonomi ialah
perbandingan Antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase.
Rentabilitas ekonomi dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan
seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Modal yang
digunakan hanya yang bekerja di perusahaan, sedangkan laba hanya yang berasal
dari operasi perusahaan. Bagi perusahaan, umumnya rentabilitas adalah lebih
penting daripada masalah laba. Menilai efisiensi perusahaan dilakukan dengan
membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan modal. Factor – factor yang
menentukan tinggi rendahnya ekonomi/earning power ada 2 yaitu, k
a.
Profit
margin, yaitu perbandingan Antara net operating income dengan not sales dan
dinyatakan dalam persen
b.
Turnover
of operating assets, yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu
periode tertentu, dengan membandingkan Antara net sales dengan operating assets
Usaha untuk
memperbesar profit margin
Besar kecilnya profit margin pada
setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba
usaha, dan besar kecil keduanya tergantung dari pendapatan dari sales dan
besarnya biaya usaha. Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk
memperbesar profit margin:
a.
Dengan
menambah biaya usaha, tambahan sales harus lebih besar dari pada tambahan
operating evpenses
b.
Dengan
mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu, mengurangi biaya
usaha relative lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari sales
Usaha untuk
mempertinggi Turnover of operating assets
Tinggi rendahnya operating assets
turnover selama periode tertentu ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan
operating assets. Dengan demikian maka operating assets turnover dapat
dipertinggi dengan 2 cara, yaitu :
a.
Dengan
menambah modal usaha (operating assets) sampai tingkat tertentu
b.
Dengan
mengurangi sales sampai tingkat tertentu
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Rentabilitas
modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah
perbandingan Antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain
pihak. Atau dengan kata lain merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Penambahan modal asing akan memberikan
keuntungan jika tambahan modal asing tersebut lebih besar daripada biaya
modalnya atau bunganya, sebaliknya akan memberikan kerugian jika tambahan modal
asing tersebut lebih kecil dari pada bunganya.
Hubungan Antara
rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri
Makin tingginya rentabilitas
ekonomis (dengan tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar
akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri.
Hubungan Antara
rasio utang dengan rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas ekonomi terhadap
rentabilitas modal sendiri selalu positif, artinya semakin besar rentabilitas
ekonomi selalu mengakibatkan makin besarnya rentabilitas modal sendiri, ceteris
paribus. Pengaruh rasio utang terhadap rentabilitas modal sendiri dapat
positif, dapat negative maupun dapat tidak mempunyai pengaruh apa – apa.
Pengaruh positif artinya makin besar rasio ini mengakibatkan makin besarnya
rentabilitas modal sendiri, hal ini terjadi kalau rentabilitas ekonomi lebih
besar daripada tingkat bunga. Pengaruh negative terjadi dalam keadaan ekonomi
yang sebaliknya, yaitu dalam keadaan rentabilitas ekonomi lebih kecil dari pada
tingkat bunga.
Bab 4. Modal Kerja
Beberapa konsep
mengenai modal kerja adalah :
1. Konsep
kuantitatif
Konsep ini
mendasarkan pada kuantitas dari dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva
lancar dimaa aktiva ini adalah aktiva yang seklai berputar kembali dalam bentuk
semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi
dalam waktu yang pendek. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan
jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini disebut modal kerja
bruto (gross working capital )
2. Konsep
kualitatif
Pada konsep ini
modal kerja dikaitkan dengan besarnya utang lancar atau utang yang harus segera
dibayar. Oleh karenanya maka modal kerja dalam konsep ini adalah sebagian dari
aktiva lancar yang apat membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya. Disebut juga modal kerja neto ( net eorking capital )
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
3. Konsep
fungsionil
Konsep ini
mendasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap
dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan.
A. Modal kerja
permanen
Yaitu modal
kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya
untuk kelancaran usaha. Modal ini dapat dibedakan dalam modal kerja primer dan
modal kerja normal. Mdal kerja primer adalah modal kerja minimum yang harus ada
pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. Modal kerja normal adalah
jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal.
B. Modal Kerja
Variabel
Yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan eadaan, dibedakna menjadi modal
kerja musiman ( modal yang berubah akibat fluktuai musim ), modal kerja siklis
( modal yang jumlahnya berubah-ubat tergantung fluktuasi konyuntur ),dan modal kerja darurat( modal yang erubah akibat
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya )
Perputaran Modal
Kerja
Periode
perputaran modal kerja mulai dari dimana kas diinvestasikan dalam komponen
modal-modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek
periode tersebut berart makin cepat perputarannya atau maikn tinggi
perputarannya. Lama periode perputaran modal kerja tergantung lama periode
perputaran masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Periode perputaran
barang dagangan lebih pendek dari barag yang menglamani proses produksi.
PENGGUNAAN RASIO DALAM ANALISA FINANSIIL
Arti Pentingnya
Analisa Finansiil
Laporan
finansiil memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansiil suatu perusahaan,
dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu
saat tertentu, dan laporan rugi & laba mencerminkan hasil –hasil yang
dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Mengadakan interpretasi laporan finansiil suatu perusahaan sangat penting bagi
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun
kepentingan mereka masing-masing berbeda-beda. Bagi penganalisa, interpretasi
terhadap laporan finansiil untuk mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil
dan perusahaan yang bersangkutan. Bagi manajer, ia dapat mengetahui keadaan dan
perkembangan finansiil dari perusahaannya, dan dapat diketahui hasil-hasil
finansiil yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu dan waktu yang sedang
berjalan. Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari isuatu perusahaanjuga perlu menganalisa laporan
finansiil dari perusahaan yang mengajukan kredit, untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar kembali utangnya plus beban-beban
bunganya. Para investor berkepentingan
terhadap laporan finansiil suatu perusahaan dalam rangka pemenuhan
kebijaksanaan penanaman modalnya.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Analisis
Rasio Finansiil
Dalam
interpretasi laporan finansiil perusahaan, seorang penganalisa finansiil
memerlukan rasio yang dapat dilakukan dengan dua macam cara pembandingan, yaitu
membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu atau
dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari
perusahaan yang sama dan membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan
rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama.
Macam-Macam
Rasio Finansiil
Apabila dilihat
darimana rasio itu dibuat, maka rasio dapat digolongkan dalam tiga golongan.
Pertama, Rasio-rasio neraca (rasio yang disusun dari data yang berasal dari
neraca). Kedua, Rasio-rasio laporan rugi dan laba (rasio yang disusun dari data
yang berasal dari income statement). Ketiga, rasip antar-laporan (rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya berasal dari income
statement. Selain itu ada juga yang mengelompokkan rasio-rasio dalam rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Penerapan
Analisa Rasio Finansiil
Di Indonesia
hanya dapat mengadakan analisis rasio historis karena belum ada lembaga yang
menyusun rasio industri. Di Amerika Serikat pembandingan rasio perusahaan
dengan rasio industri sudah luas penggunaannya karena sudah terdapat beberapa
badan, lembaga yang menyusun rasio industri. Rasio industri atau rasio
perusahaan yang bersangkutan di waktu
yang lalu bersama-sama dengan data dari budget kas dapat juga digunakan sebagai
basis untuk penyusunan laporan finansiil yang diproyeksikan atau “pro forma
financial statement” (estimasi bagaimana sekiranya susunan dari laporan
finansiil pada suatu waktu di waktu yang akan datang).
BAB 2 LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan (biasanya dalam
bentuk Neraca dan Perhitungan rugi-laba) berisi informasi tentang prestasi
perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan
kebijakan di masa yang akan datang. Laporan tahunan merupakan dokumen yang
memberikan informasi kepada para pemegang saham dan disusun menurut
aturan-aturan tertentu dari prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Laporan
keuangan yang diperlukan untuk Securities and Exchange Commission di AS harus
mengikuti pedoman-pedoman yang lebih spesifik.
Perhitungan rugi-laba dapat dilihat
sebagai suatu cara penyajian yang lengkap dari perhitungan rugi-laba
perusahaan, yang mengukur arus pendapatan dan beban selama jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun. Laporan keuangan penting lainnya adalah neraca (balance
sheet), yang mengatur stok aktiva dan kewajiban perusahaan pada saat tertentu.
Uraian lengkap tentang kegiatan perusahaan selama satu tahun dapat diketahui
dari tiga laporan keuangan: 1) neraca awal tahun; 2) perhitungan rugi-laba,
yang merupakan arus pendapatan dn beban selama periode satu tahun; dan 3) neraca akhir tahun, yang merupakan posisi
aktiva dan kewajiban perusahaan pada akhir tahun fiskal. Neraca awal dan neraca
akhir diperlukan untuk mengukur perubahan aktiva dan kewajiban.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa
jenis teknologi yang dipilih akan menentukan biaya-biaya relatif atasfaktor
masukan utama, yaitu modal dan tenaga kerja. Perhitungan rugi-laba mencerminkan
pilihan teknologi produksi yang dianut, dilihat dari rasio biaya tetap (biaya
kas tetap dan penyusutan) terhadap biaya produksi variabel. Yang tergolong
biaya variabel adalah gaji, upah, bahan baku dan jasa-jasa lain yang digunakan
dalam proses produksi. Jika tidak ada penjualan sama sekali, maka besarnya
biaya variabel sama dengan nol. Sebaliknya biaya tetap yang jumlahnya konstan
harus dikeluarkan tanpa memandang adanya penjualan atau tidak. Biaya tetap
terdiri dari dua komponen, yaitu biaya kas tetap misalnya pajak kekayaan, gaji
dan upah di bagian administrasi dan biaya tetap non-kas yang sebagian besar
merupakan penyusutan. Dibedakan antara biaya tunai dan biaya non-kas, oleh
karena nilai pasar dari perusahaan ditentukan oleh arus kasnya.
Leverage operasi adalah efisiensi
operasi sebagai akibat dari pilihan teknologi produksi antara padat karya dan
padat modal. Kombinasi antara risiko pendapatan dan leverage operasi, yaitu
variabilitas dari arus EBIT disebut risiko usaha. Untuk mengatasi risiko usaha,
para manajer dapat memilih strategi lini produk yang tepat (risiko pendapatan)
dan teknologi produksi yang digunakan. Laba bersih (NI, net income) merupakan
arus sisa dari laba yang menjadi milik para pemegang saham. Besar kecilnya laba
bersih yang diterima pemegang saham dipengaruhi oleh risiko keuangan yang
menjadi tangggung jawab manajer keuangan perusahaan untuk mengatasinya. Atas
nama para pemegang saham, dewan direksi memutuskan besarnya bagian dari laba
bersih yang dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen, dan berapa bagian
yang harus diinvestasikan kembali ke peruahaan. Bagian laba bersih yang
diinvestasikan kembali disebut laba ditahan, yang merupakan salah satu simpanan
(bukan untuk dikonsumsi perusahaan). Menurut data-data yang ada, diperkirakan
bahwa 60 persen simpanan perusahaan di Amerika Serikat berasal dari laba yang
ditahan dari perusahaan.
Neraca (balance sheet)
Neraca (balance sheet) digunakan
unuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu perusahaan selama
periode satu tahun, dibutuhkan sebuah laporan perhitungan rugi-laba dan dua
neraca, yaitu neraca awal tahun dan neraca khir tahun. Setiap neraca
mencerminkan posisi aktiva dan kewajiban perusahaan pada suatu saat tertentu,
sedangkan perubahan antara dua neraca menggambarkan kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Berdasarkan susunannya, nilai buku dari total aktiva pada neraca
harus sama dengan nilai buku dari total kewajibannya. Kewajiban terdiri dari
dua unsur pokok yaitu modal sendiri dan berbagai bentuk hutang ( termasuk
hutang dagang, wesel bayar, biaya-biaya terhutang dan hutang jangka panjang).
Modal sendiri dapat dipandang sebagai suatu kewajiban oleh karena perusahaan
adalah suatu badan hukum yang berdiri sendiri yang meminjam modal tersebut dari
pemiliknua, yaitu para pemegang saham. Selisih antara aktiva jangka pendek
(aktiva lancar) dengan kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) disebut modal
kerja bersih. Selama aktiva jangka pendek lebih besar daripada kewajiban jangka
pendek, perusahaan dikatakan dalam posisi likuiditas yang baik, oleh karena
perusahaan tersebut mampu memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya tanpa harus
mencairkan aktiva jangka panjangnya.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Keputusan untuk memilih sumber
pembiayaan, merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi
perusahaan. Rasio hutang terhadap modal sendiri menggambarkan struktur
pemodelan perusahaan dan seperti telah disebutkan di muka, rasio hutang
terhadap modal menentukan besarnya leverage keuangan. Biaya atas seluruh modal
yang digunakan perusahaan disebut dengan biaya modal rata-rata tertimbang, yang
merupakan rata-rata tertimbang dari biaya merjinal sesudah pajak dari sumber
modal itu sendiri – hutang dan modal sendiri. Saham preferen adalah suatu
bentuk saham yang mempunyai dua ciri campuran antara hutang dan modal sendiri.
Pembayaran imbalan kepada para pemegangnya disebut deviden preferen.
Berdasarkan jumlah pembayarannya yang konstan, saham preferen sa,a halna dengan
pembayaran bunga atas hutang. Akan tetapi jika laba perusahaan tidak cukup
untuk membayar deviden preferen, perusahaan tidak dapat dipaksa untuk
membayarnya melainkan pembayaranya ditangguhkan.
Sumber dan Penggunaan Dana
Salah satu tanggung jawab penting
bendaharawan perusahaan adalah mengatur sumber dan penggunaan dana. Tugasnya
tidak saja memastikan tersedianya kas untuk kebutuhan jangka pendek, akan tetapi
juga merencanakan kebutuhan dana jangka panjang, untuk memperlancar pertumbuhan
perusahaan melalui ekspansi tatupun akuisisi (pembelian perusahaan lain). Alat
yang digunakan untuk menganalisis adalah laporan sumber dan penggunaan dana,
yang disusun dari perhitungan rugi-laba dan dua neraca, yaitu neraca awal
periode dan neraca akhir periode. Ada enam macam baik dari sumber dana maupun
penggunaan dana. Sumber dana tersebut diantaranya: 1) dari kegiatan operasi =
laba bersih + penyusutan (NI+dep); 2) penurunan aktiva jangka pendek; 3)
kenaikan kewajiban jangka pendek; 4) penurunan nilai kotor aktiva tetap; 5)
kenaikan hutang jangka panjang; dan 6) penjualan saham preferen atau saham
biasa. Sedangkan penggunaan dana yaitu: 1) dividen; 2) kenaikan aktiva jangka
pendek; 3) penurunan kewajiban jangka pendek; 4) kenaikan nilai kotor aktiva
tetap; 5) penurunan hutang jangka panjang; dan 6) pembelian kembali saham
preferen atau saham biasa. Penyusutan merupakan pembebanan tahunan terhadap
laba yang mencerminkan biaya atas penggunaan perlatan dan mesin dalam proses
produksi. Tahap selanjutnya dalam menusun laporan sumber dan pengunaan dana
adalah 1) membuat penyesuaian terhadap laba bersih dan dividen; dan 2)
memisahkan perubahan pada modal kerja (aktiva lancar dan kewajiban lancar).
Kebutuhan Pelaporan
Salah satu tanggung jawab penting
dari seorang manajer keuangan adalah membuat laporan keuangan, baik untuk
perusahaan maupun untuk pihak luar dengan kebutuhannya. Disamping tugasnya
menyusun laporan, manajer keuangan harus bekerja untuk berbaai pemakai
informasi keuangan. Para manajer di dalam perusahaan harus diberi informasi
tentang anggaran yang disusun berdasarkan tata-cara akuntansi biaya.
Sebaliknya, para manajer menyampaikan usulan pembiayaan proyek baru ke manajer
keuangan. Disamping itu proyek-proyek yang sedang berjalan perlu secara
kontinyu dikaji, sumber dan penggunaan dananya dipantau dan perlu dilakukan
pemeriksaan internal untuk mengetahui ketepatan dan keabsahan data yang
dilaporkan ke pimpinan induk perusahaan di kantor pusat. Selain menyusun
berbagai laporan internal, manajer keuangan perusahaan harus menyajikan data
bagi pemegang saham, dewan direksi, perusahaan akuntan publik, lembaga keuangan
dan berbagai kantor pajak. Para pemakai informasi keuangan dari luar perusahaan
tersebut masing-masing memerlukan data yang berbeda-beda, dan yang lebih
memusingkan lagi permintaannya seringkali tidak patuh pada azas. Misalnya saja
berdasarkan perhitungan akuntansi, laporan tahunan menghasilkan kenaikan laba
per saham, akan tetapi arus kas bisa menurun oleh karena adanya perubahan
pereaturan kebijakan. Watts dan Zimmerman (1978) mengungkapkan kepentingan
pemegang saham terhadap laporan tahunan, jika perusahaan berkembang semakin
besar, seringkali diperlukan peningkatan modal dari luar. Akibatnya terjadi
pemisahan antara kepemilikan dengan kekuasaan pengendalian yang semakin besar.
Para manajer spesialis pada kenyataannya menjalankan perusahaan dengan modal
luar yang berasal dari berbagai pemegang saham, sehingga kepemilikan perusahaan
menjadi menyebar. Tanpa adanya beberapa persetujuan dalam hal memantau kegiatan
perusahaan, para pemegang saham harus menyediakan modal dengan biaya yang
sangat tinggi, oleh karena para manajer bisa melemparkan tanggung jawabnya atau
menggunakan kelebihan laba perusahaan atas beban para pemegang saham. Maka
sebaiknya para manajer dan para pemegang saham menyetujui terlebih dahulu
adanya pihak ketiga yang memantau jalannya perusahaan, asal biaya untuk
memantau lebih rendah daripada biaya-biaya yang timbul tanpa adanya pemantauan.
Prosedur yang biasa dilakukan oleh pemegang saham adalah memilih dewan direksi,
dewan kemudian akan menunjuk 1) suatu komite pemeriksa untuk mengatr dan
mengawasi auditor eksternal, serta mengarahkan penyusunan laporan keuangan
tahunan ke pemegang saham dan 2) sebuah perusahaan akuntan publik untuk
memeriksa laporan keuangan tahunan dan mnyetujui (atau tidak menyetujui)
laporan tersebut. Komite pemeriksa biasanya terdiri dari orang-orang luar atau
yang tidak menduduki jabatan eksekutif di perusahaan dan direktur keuangan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
BAB 8; buku fungsi manajemen keuangan :Analisis
Rasio Keuangan
Keterbatasan
rasio ada dalam beberapa hal,walaupan rasio adalah alat yang sangat berguna
tetapi tidak terlepas dari kesala
danharus digunakan secara hati hati.Rasio disusun dari data akuntansi
dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan dapat
dilakukan nya manipulasi .Rasio yang sesuai dengan rasio rata-rata industri
terbalik akan memberikan kepastian bahwa perusahaan berjalan dengan normal dan
memiliki manajemen yang baik.Pada rasio aktiva
perputaran persediaan dan periode penagihan rata-rata keduanya menunjukan bahwa aktiva lancar
perusahaan menunjukan jumlah yang
cukupm,namun rendah nya aktiva tetap menunjukan bahwa investasi pada aktiva
tetap terlalu tinggi.Marjin laba terhadap penjualan yang rendah menunjukan
bahwa biaya biaya terlalu tinggiatau terlalu rendah.Analisis rasio menggunakan
data keuangan yng diambil dari neraca dan perhitungan rugi-laba perusahaan,maka
akan lebih bermanfaat bila meninjau laporan keuangan terlebih dahulu,.Aktiva
yang disusun menurut tingkat nya,bahwa semakin keatas dapat dicairkan lebih
cepat dari pada aktiva yang berjalan kebawah.Laba yang dihaslkan bisa
seluruhnya dibayarkan kepada pemegang saham,sebagai deviden, ditahan atau
ditanamkan kembali kepada kegiatan perusahaan lain.
Analisis
Rasio yang menghubungkan unsur unsur neraca dan perhitungan rugi laba dengan
yang lainnya,hal tersebut dapat menggambarkan TENTANG SEJARAH perusahaan dan
penilaian posisinya.Rasio dikelompokan kedalam enam jenis dasar yaitu
likuiditan,leverage, aktivitas,profitabilitas ,pertumbuhan dan penilaian.ada 2
jenis dasar analisis perbandingan yaitu Analisis kecenderungan dan perbandingan
dengan perusahaan lain di industri yang sama.Rasio laba terhadap beban bunga
yang juga disebut rasio penutupan dihitung dengan membagi laba,buga dan
pajak.Rasio penutupan beban penutup
beban tetap hampir sama dengan rasio laba terhadap bunga akan tetapi
dimasukan beban lain dimana biasanya perusahaan menyewa menyewa akitiva dan menanggung kewajiban
jangka panjang atas dasar kontrak. Nilsi buu per saham menunjukan bahwa daya
dalam perusahaan dari investasi pemegang saham,Rasio penilain ini merupakan
ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh rasio tersebut.hasil
pengembaliaan atas total aktiva menvoba
mengukur efektivitas perusahaan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang
kadang-kadang disebut dengan hasil pengembalian
atas investasi. Rasio yang berdiri sendiri tidak memilik arti,karena
dalam dunia perusahaan rasio satu dengan rasio yang lainnya,pasti selalu
berhubungan dan akan menghasilkan hasil yang maksimal dalam pencarian Laba
perusahaan.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.